Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

sahur jangan engkau tinggalkan

4 tahun yang lalu
baca 5 menit
Sahur Jangan Engkau Tinggalkan

Sahur jangan engkau tinggalkan

Pertanyaan:

Sebagian shoimun (orang yang berpuasa) merasa dirinya kuat untuk berpuasa tanpa harus sahur dan mencukupkan makan malam atau iftharnya, apakah puasa orang yang seperti ini sah ?

Jawaban:

Sahur bukanlah syarat atau rukun puasa. Sehingga tanpa sahur pun seorang sah puasanya.

Akan tetapi terkait dengan sahur bagi seorang yang akan berpuasa termasuk Sunnah muakkadah, sangat ditekankan sebagaimana tampak dalam sabda-sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam.

Shahabat Zaid bin Tsabit Radhiyallahu’anhu berkata:

تسحَّرنا مع النبي صلى الله عليه وسلم ثم قام إلى الصلاة، قلت: كم كان بين الأذان والسحور؟ قال: قدر خمسين آية

Kami sahur bersama Nabi shollallohu’alihi wasallam kemudian beliau bangkit untuk sholat. Aku (Anas) berkata: “Berapa jarak antara adzan dan sahurnya nabi ?” Kata Zaid : “Seukuran bacaan lima puluh ayat.” (HR. Al Bukhori dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa sahur termasuk Sunnah Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam.

Sebagaimana hadits ini juga menunjukkan semangat para shahabat untuk melaksanakan Sunnah ini. Dalam hadits lain disebutkan:

كان لرسول الله صلى الله عليه وسلم مؤذنان بلال وابن أم مكتوم الأعمى، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “إن بلالا يؤذِّن بليل، فكلوا واشربوا حتى يؤذِّن ابن أم مكتوم”، قال: ولم يكن بينهما إلا أن ينزل هذا ويرقى هذا

Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam memiliki dua muadzzin Bilal dan Ibnu Ummi Maktum. Maka Rosululloh Shollallohu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya Bilal adzan ketika waktu masih malam (adzan pertama sebelum masuk subuh -pent), maka tetaplah kalian makan dan minum hingga Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan (adzan kedua ketika sudah masuk fajar Shodiq -pent).” Berkata rowi: Tidak ada jarak antara dua adzan kecuali seukuran turunnya Bilal dan naiknya Ibnu Ummi Maktum. (HR. Al Bukhori dan Muslim).

Dua hadits diatas menunjukkan Sunnahnya sahur dan disyariatkannya ta’khir (mengakhirkan) sahur .

Bukan hanya Sunnah Nabi kita shallallahu’alaihi wasallam, bahkan sahur telah disyariatkan atas nabi yang telah lalu Sebagaimana ditunjukkan dalam sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam:

إنا معشر الأنبياء أمرنا أن نعجل إفطارنا ونؤخر سحورنا ونضع أيماننا على شمائلنا في الصلاة

“Kami para nabi diperintah untuk menyegerakan iftor kami dan mengakhirkan sahur kami serta meletakkan tangan kanan kami di atas tangan kiri ketika sholat” (Shohih Al Jami no. 2286)

HADITS-HADITS TENTANG SAHUR

Hadits di atas cukup menjadi jawaban untuk kita bersemangat sahur, janganlah kita enggan untuk menunaikan sunnah ini, dengan dalih saya kuat dan mampu berpuasa tanpa sahur.

Dan sebagai faedah agar kita lebih termotivasi memanfaatkan bulan romadhon dengan tamassuk bissunnah termasuk sahur, berikut ini beberapa hadits tentang sahur baik keutamaannya, adab maupun Sunnah Sunnah yang terkait dengan sahur.

تسحروا فإن في السحور بركة

Sahurlah kalian, karena sungguh dalam sahur itu ada keberkahan. (HR. Al Bukhari dan Muslim)

هو الغَداءُ المباركُ. يعني السَّحورَ

Dia -yakni sahur- adalah makanan yang mubarok (diberkahi) (Shohih Li ghoirihi lihat Shohih At Targhib no. 1068)

إن السحور بركة أعطاكموها الله فلا تدعوها

Sesungguhnya sahur adalah barokah yang Alloh berikan untuk kalian maka jangan kalian tinggalkan (sia-siakan)” (Shohih Al Jami no.1636)

إن الله تعالى جعل البركة في السحور والكيل

“Sesungguhnya Alloh menjadikan keberkahan ada pada sahur dan kail (takaran seperti Mud, Sho’ -pent)” (Shohih Al Jami no. 1735)

تَسَحَّرُوا و لَوْ بالماءِ

“Sahurlah kalian, walau hanya dengan air.” (Shahih Al Jami no. 2944)

تَسَحَّرُوا ولوْ بِجَرْعَةٍ مِنْ ماءٍ

Sahurlah kalian walau hanya seteguk air.” (Shahih Al Jami no. 2945)

إن الله و ملائكته يصلون على المتسحرين

“Sesungguhnya Allah dan Para Malaikat-Nya bersholawat atas orang orang yang sahur.” (Hasan Shahih Lihat Shohih At Targhib : 1066)

السحور كله بركة فلا تدعوه، و لو أن يجرع أحدكم جرعة من ماء، فإن الله عز وجل وملائكته يصلون على المتسحرين

Sahur itu semuanya barokah maka jangan kamu tinggalkan walaupun hanya meneguk seteguk air, karena sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bersholawat kepada orang orang yang sahur.” (Shohih At Targhib : 1070)

نعم سحور المؤمن التمر

“Sebaik baik hidangan sahur bagi seorang mukmin adalah Tamr (Kurma).” (Shahih, lihat Shahih At Targhib : 1072)

فصل ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب أكلة السحر

“Pembeda antara puasa kita dan puasa ahlul kitab adalah makan sahur.” (HR. Muslim)

بكروا بالإفطار و أخروا السحور

“Segerakanlah dalam kalian berbuka dan akhirkanlah sahur.” (Shohih Al Jami no. 2835)

البركة في ثلاثة: في الجماعة و الثريد و السحور

Keberkahan ada pada tiga, Jamaah, Tsarid dan Sahur.
(Shohih Al Jami no. 2882)

Faedah: Tsarid adalah jenis makanan yang ma’ruf terbuat dari kurma, daging dan maroq (kuah) yang diaduk dan dicampur. Tsarid adalah makanan terbaik dan kesukaan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam.

ثلاث من أخلاق النبوة: تعجيل الإفطار وتأخير السحور ووضع اليمين على الشمال في الصلاة

“Tiga diantara akhlak kenabian; menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika sholat.” (Shohih Al Jami no.3038)

السحور أكله بركة فلا تدعوه ولو أن يجرع أحدكم جرعة من ماء فإن الله وملائكته يصلون على المتسحرين

“Sahur itu memakannya adalah barokah maka jangan kamu tinggalkan walaupun hanya meneguk seteguk air, karena sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bersholawat kepada orang orang yang sahur.” (Shohih At Targhib no.1070)

عجلوا الإفطار وأخروا السحور

“Bersegeralah kalian dalam berbuka dan akhirkanlah sahur” (Shohih Al Jami no. 3989)

لا تزال أمتي بخير ما عجلوا الإفطار

Umatku akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka” (Shohih Al Jami no. 7284)

من أراد أن يصوم فليتسحر بشيء

“Barangsiapa menginginkan puasa, maka sahurlah dengan apa pun” (yg ia dapatkan) (Shohih Al Jami 6005)

Berbahagialah dengan kedatangan bulan romadhon mubarak, bersemangatlah dalam memuliakan bulan ini dengan berpegang dengan Sunnah Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam, dengan keimanan dan harapan kepada Alloh. Barokallohu lii wa lakum.

Oleh:
Abu Ismail Rijal