Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

ruqyah obat virus corona

5 tahun yang lalu
baca 6 menit
Ruqyah Obat Virus Corona

Ruqyah Obat Virus Corona

Pertanyaan:

Di tengah tengah kesibukan masyarakat dunia berlomba mencari vaksin Covid-19 atau obat yang paling sesuai untuk mengobati covid-19, Avigant atau lainnya, terbersit pertanyaan apakah Al Qur’an bisa menjadi obat untuk penderita Corona ?

Jawab:

Dengan penuh keyakinan kita Katakan : Al Qur’an adalah obat semua penyakit, baik penyakit hati atau penyakit badan, termasuk infeksi virus Corona biidznillah.

Al Qur’an adalah obat penyakit hati seperti kekafiran, kesyirikan, kebid’ahan, keyakinan keyakinan yang batil, hasad, ujub, takabbur dan yang sejenisnya. Siapa membaca Al Qur’an, mentadabburinya, mengimaninya niscaya dia akan sembuh dari penyakit hatinya.

Seperti kisah Shahabat Jubair bin Muth’im, ketika beliau ditawan, diikat oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam dalam keadaan kafir. Saat Rasulullah shalat subuh, Jubair mendengar bacaan Rasulullah surat Ath-Thur. Dengan sebab itu beliau masuk Islam.

Adapun Al Qur’an adalah obat bagi penyakit badan diantara dalilnya adalah hadits Abu Sa‘id Al-Khudri Radhiyallahu’anhu, beliau mengisahkan:

انطلق نفر من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم في سفرة سافروها حتى نزلوا على حي من أحياء العرب فاستضافوهم فأبوا أن يضيفوهم فلدغ سيد ذلك الحي فسعوا له بكل شيء لا ينفعه شيء فقال بعضهم لو أتيتم هؤلاء الرهط الذين نزلوا لعله أن يكون عند بعضهم شيء فأتوهم فقالوا يا أيها الرهط إن سيدنا لدغ وسعينا له بكل شيء لا ينفعه فهل عند أحد منكم من شيء فقال بعضهم نعم والله إني لأرقي ولكن والله لقد استضفناكم فلم تضيفونا فما أنا براق لكم حتى تجعلوا لنا جعلا فصالحوهم على قطيع من الغنم فانطلق يتفل عليه ويقرأ الحمد لله رب العالمين فكأنما نشط من عقال فانطلق يمشي وما به قلبة قال فأوفوهم جعلهم الذي صالحوهم عليه فقال بعضهم اقسموا فقال الذي رقى لا تفعلوا حتى نأتي النبي صلى الله عليه وسلم فنذكر له الذي كان فننظر ما يأمرنا فقدموا على رسول الله صلى الله عليه وسلم فذكروا له فقال وما يدريك أنها رقية ثم قال قد أصبتم اقسموا واضربوا لي معكم سهما فضحك رسول الله صلى الله عليه وسلم

Dalam sebagian riwayat hadits disebutkan:

بعَثَنا رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم في سَريَّةٍ فمرَرْنا على أهلِ أبياتٍ فاستضَفْناهم فأبَوْا أنْ يُضيِّفونا فنزَلوا بالعَراءِ فلُدِغ سيِّدُهم فأتَوْنا فقالوا : هل فيكم أحَدٌ يَرقي ؟ قال : قُلْتُ : نَعم أنا أَرقي قالوا : ارقِ صاحبَنا قُلْتُ : لا قد استضَفْناكم فأبَيْتُم أنْ تُضيِّفونا قالوا : فإنَّا نجعَلُ لكم جُعْلًا قال : فجعَلوا لي ثلاثينَ شاةً قال : فأتَيْتُه فجعَلْتُ أمسَحُه وأقرَأُ بفاتحةِ الكتابِ حتَّى برَأ فأخَذ الشَّاءَ فقُلْنا : نأخُذُها ونحنُ لا نُحسِنُ نَرقي فما نحنُ بالَّذي نأكُلَها حتَّى نسأَلَ عنها رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم فأتَيْناه فذكَرْنا ذلك له قال : فجعَل يقولُ : ( وما يُدريكَ أنَّها رُقْيةٌ ) ؟ قال : قُلْتُ : يا رسولَ اللهِ ما درَيْتُ أنَّها رُقْيةٌ شيءٌ ألقاه اللهُ في نفسي فقال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم : ( كُلوا واضرِبوا لي معكم بسَهمٍ )

Suatu saat Serombongan Shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi melakukan safar (Dalam sebagian riwayat berkata Abu Sa’id: Rosululloh mengutus kami dalam sebuah kesatuan pasukan perang), hingga kami melewati satu perkampungan Arab. Kami meminta penduduk kampung agar menerima kami sebagai tamu, namun mereka menolak. Tak lama setelah itu, kepala suku dari kampung tersebut tersengat binatang berbisa. Penduduknya pun mengupayakan segala cara pengobatan, namun tidak sedikit pun memberikan manfaat bagi pemimpin mereka. Sebagian mereka berkata kepada yang lain: “Seandainya kalian mendatangi rombongan yang tadi singgah, mungkin saja ada di antara mereka bisa mengobati. Penduduk kampung itu pun mendatangi rombongan shahabat Rasulullah yang tengah beristirahat, seraya berkata: “Wahai para bapak, pemimpin kami disengat hewan berbisa. Kami telah mengupayakan berbagai cara untuk menyembuhkan sakitnya, namun tidak satu pun yang bermanfaat. Apakah salah seorang dari kalian ada yang bisa meruqyah ?” Salah seorang shahabat berkata: “Iya, demi Allah, aku bisa meruqyah. Akan tetapi, demi Allah, tadi kami meminta bantuan agar diterima sebagai tamu tapi kalian enggan untuk menjamu kami. Maka aku tidak akan meruqyah untuk kalian hingga kalian bersedia memberikan imbalan kepada kami.”

Mereka pun bersepakat untuk memberikan sekawanan kambing sebagai upah dari ruqyah yang akan dilakukan (Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa jumlah kambing tersebut sebanyak 30 ekor). Shahabat itu pun pergi untuk meruqyah pemimpin kampung tersebut. Mulailah ia meniup disertai percikan ludah dan membaca: “Alhamdulillah rabbil ‘alamin” ( Yakni Surah al-Fatihah). Sampai akhir surat, tiba tiba pemimpin tersebut bangun seakan-akan terlepas dari ikatan yang mengekangnya. Ia pun berjalan, tidak ada lagi rasa sakit.

Penduduk kampung itu lalu memberikan imbalan sebagaimana telah disepakati sebelumnya. Sebagian shahabat berkata: “Bagilah kambing itu.” Namun shahabat yang meruqyah berkata: “Jangan kita lakukan hal itu, sampai kita menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu kita ceritakan kejadiannya, dan kita tunggu apa yang beliau perintahkan.” Mereka pun menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mengisahkan apa yang telah terjadi. Beliau bertanya kepada shahabat yang melakukan ruqyah: “Dari mana engkau tahu bahwa al-Fatihah itu (bisa dibaca untuk) ruqyah? ….. (Kalian benar), Makanlah dan bagilah kambing itu dan berikanlah bagian untukku bersama kalian.” Kemudian Rosululloh shallallahu’alaihi wasallam tertawa.

HR. Al-Bukhari no. 5749, kitab Ath-Thibb, bab An-Nafats fir Ruqyah (Meniup dengan sedikit percikan ludah ketika Ruqyah) Diriwayatkan juga Al-Imam Muslim no. 5697 kitab As-Salam, bab Jawazu Akhdzil Ujrah ‘alar Ruqyah. (Bolehnya mengambil upah atas ruqyah)

BEBERAPA FAEDAH HADITS

Ada beberapa faedah yang dapat kita ambil dari kisah Abu Sa‘id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu, diantaranya:

1- Surah Al-Fatihah mustahab untuk dibacakan kepada orang yang disengat binatang berbisa dan orang sakit.

2- Bolehnya mengambil upah dari ruqyah dan upah itu halal.

3- Kedermawanan shahabat Abu Said Al Khudri, Seluruh kambing itu sebenarnya milik orang yang meruqyah yaitu shahabat Abu Said, namun beliau bagikan kepada shahabat lain karena kedermawanan dan kebaikan.

4- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minta bagian dalam rangka lebih menenangkan hati para shahabatnya dan untuk lebih menunjukkan bahwa upah yang didapatkan tersebut halal, tidak mengandung syubhat.

Faedah faedah diatas disebutkan AnNawawi dalam Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim (14/410).

5- Bolehnya meruqyah orang kafir.

6- Memberikan manfaat dan berbuat baik ketika safar.

7- Al Qur’an adalah obat badan. Ibnul Qayyim di awal kitab Ad Day Waddawa menceritakan pengalaman beliau tinggal di Makkah saat beliau sakit dan tidak mendapatkan tabib atau obat, beliau bacakan surat Al Fatihah pada sakit beliau, dan beliau mendapatkan pengaruh yang sangat menakjubkan berupa kesembuhan.

8- Semangat para shahabat untuk selalu kembali kepada Rosululloh shallallahu’alaihi wasallam dalam perkara yang mereka perselisihkan.

9- Keagungan akhlak Rosululloh shallallahu’alaihi wasallam.

10- Meruqyah dengan cara Nafats yaitu meniup dengan sedikit percikan.

11- Kelembutan hati dan baiknya pergaulan Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam, ditunjukkan dari tertawanya beliau.

Semoga Alloh mudahkan kita untuk mengimani Al Qur’an dan mengambil manfaat sebesar-besarnya dari Al Qur’an, semoga Alloh sembuhkan penyakit hati kita dengan Al Qur’an dan demikian pula Alloh mudahkan kita berobat dengan Al Qur’an dari penyakit badan. Amin.

Oleh:
Abu Ismail Rijal