Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

revolusi iran khomeini adalah gerakan pemurtadan

6 tahun yang lalu
baca 4 menit

Soal:

Ada sebagian kaum muslimin bahkan akademisi dan tokoh pergerakan silau dengan seruan Khomeini yang mengajak Persatuan Islam, apalagi dengan lantang mencela Amerika dengan menjulukinya sebagai: Setan besar. Mohon penjelasan mengenai revolusi Iran. Jazakumullohu khoiron. (0823 3xxx xxx)

Jawab:

Banyak orang tertipu dengan revolusi Iran. Mereka menyangka itu adalah revolusi Islam.

Revolusi Iran adalah kedustaan, seakan-akan memperjuangkan kemuliaan Islam melawan Amerika, antek Yahudi, namun sejatinya revolusi iran adalah gerakan pemurtadan, gerakan penyebaran kekufuran syiah rofidhoh, revolusi untuk menyebarkan Syiah dan menancapkan kekuasaan Syiah di dunia.

Dengan lantang Khomeini meneriakkan slogan : la syarqiyah wa la gharbiyah Islamiyah Islamiyah, (Tidak timur tidak barat, namun perjuangan Islam, perjuangan Islam). Bahkan, dengan lantang Khomeini berani mengatakan bahwa Amerika adalah setan besar.

Luar biasa, di saat negara-negara Islam tidak terdengar perlawanannya, dengan penuh keberanian Khomeini menantang Amerika.

Manusia terkagum-kagum hingga lupa hakikat Syiah Rafidhah yang demikian dengki dan licik dalam memusuhi Islam dan kaum muslimin. Lupa dengan sejarah berdarah rafidhoh. Manusia tersihir dengan bualan kosong Khomeini. Semua itu hanya kamuflase. Revolusi Syiah mengesankan bahwa Iran bermusuhan dengan Amerika, senyatanya ia adalah sekutu.

Sejenak kita renungkan, sejak revolusi 1979 hingga saat ini, pernahkah terjadi perang antara Amerika dan Iran? Pernahkah rudal nuklir Iran diarahkan kepada Amerika dan sekutunya? Tidak sama sekali. Semua ini adalah sandiwara dan kedustaan Syiah Rafidhah.

Hakikat Syiah Rafidhah

Jangan tertipu dengan sandiwara Rafidhah. Sesungguhnya mereka memiliki keyakinan-keyakinan kufur yang sangat bertolak belakang dengan Ahlus Sunnah. Secara resmi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bahwa Syiah bukan sekadar kelompok biasa. Ia adalah aliran yang telah divonis sesat dan keluar dari akidah Islam oleh para ulama.

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional pada Jumadil Akhir 1404 H/Maret 1984 M merekomendasikan tentang paham Syiah sebagai berikut.

Paham Syiah sebagai salah satu paham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Perbedaan itu di antaranya:

1- Syiah menolak hadits yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak membeda-bedakan, asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadits.

2- Syiah memandang “Imam” itu maksum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).

3- Syiah tidak mengakui ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah mengakui ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam.”

4- Syiah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jamaah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi dakwah dan kepentingan umat.

5- Syiah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Baar as-Shiddiq, Umar Ibnul Khaththab, dan Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhum, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah mengakui keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu Bakr, Umar, Usman, dan Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhum).

Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syiah dan Ahlus Sunnah wal Jamaah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah (Pemerintahan)” Majelis Ulama Indonesia mengimbau kepada umat Islam Indonesia yang berpaham Ahlus Sunnah wal Jamaah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya paham yang didasarkan atas ajaran Syiah.

Demikian pernyataan MUI dalam Rapat Kerja Nasional Jumadil Akhir 1404 H/Maret 1984. Pada bulan April 2013 MUI juga menerbitkan membagi-bagikan buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia.”

Dalam Kata Pengantar buku tersebut hlm. 7, dikatakan, “Buku ini berjudul Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah, yang disusun berdasarkan referensi primer dan data yang valid, serta yang dapat diketahui dari aktivitas Syiah di Indonesia. Buku saku ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi umat Islam Indonesia dalam mengenal dan mewaspadai penyimpangan Syiah, sebagaimana yang terjadi di Indonesia, sebagai ‘Bayan’ resmi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan tujuan agar umat Islam tidak terpengaruh oleh paham Syiah dan dapat terhindar dari bahaya yang akan mengganggu stabilitas dan keutuhan NKRI.”

(Disunting dari Artikel: Kedustaan di balik Revolusi Iran, AsySyariah ed_114

Baca artikel:

Khomaeni Dalang Teror Dunia

Oleh:
Abu Ismail Rijal