Nasehat Untuk Tenaga Kesehatan Agar Berdakwah
Pertanyaan:
Mohon nasehat untuk para dokter, paramedis dan tenaga kesehatan agar memiliki semangat dan harapan pahala yang yang besar di sisi Allah dalam menunaikan tugas dan profesi kemanusiaannya.
Jawab:
Diriwayatkan dalam hadits-hadits yang sahih, dalam peperangan Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam memerintahkan sebagian shahabat atau shahabiyat untuk mengurusi pasukan yang terluka dalam pertempuran.
Tidak diragukan bahwa mengobati dan merawat orang-orang yang sakit serta membantu mereka memenuhi hajatnya untuk makan, minum dan hajat-hajat lainnya adalah amalan yang masyru’ (disyareatkan) dan dicintai Allah ta’ala.
Siapa yang menunaikannya dengan keikhlasan dan sesuai dengan bimbingan Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam maka dia akan mendapatkan keutamaan yang besar di dunia dan di akhirat.
Jangankan berbuat baik kepada manusia, berbuat baik kepada hewan pun seorang akan mendapatkan pahala.
Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bercerita, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ إِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِي إِسْرَائِيلَ فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فَسَقَتْهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ
“Seekor anjing berputar-putar di sekeliling sebuah sumur, dalam keadaan dia hampir mati kehausan. Tiba-tiba seorang wanita pelacur dari kalangan Bani Israil melihatnya. Kemudian wanita itu melepas sepatunya lalu memberi minum anjing tersebut. Karena itu, dia diampuni oleh Allah.”
HR. al-Bukhari (4/216 [2467]) dan Muslim (2245).
Hadits yang mulia ini membimbing kita agar bersemangat berbuat baik dan tidak meremehkan kebaikan sekecil apa pun.
Sebagai seorang dokter dan tenaga kesehatan, harapkanlah pahala yang besar di sisi Allah saat anda mendiagnosa penyakit seorang pasien, harapkan pahala saat anda memberikan obat, harapkanlah pahala Allah ketika membersihkan luka, memasang perban pada pasien, memasang jarum infus atau transfusi darah atau tindakan medis lainnya.
Jangan remehkan kebaikan saat memberikan obat kepada pasien atau ketika membantu makan dan minumnya.
Itu semua adalah kebaikan, ketika anda lakukan dengan keikhlasan dan penuh harap kepada Allah.
Ada perkara lain yang lebih dibutuhkan pasien daripada tindakan tindakan medis, obat, makan dan minum. Kebutuhan itu adalah bimbingan syar’i, Al Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman salaful ummah.
Pasien yang anda rawat sesungguhnya membutuhkan bimbingan agar selalu memurnikan tawakkalnya hanya kepada Allah. Mereka membutuhkan bimbingan dan nasehat agar selalu memurnikan ibadah hanya kepada Allah. Karena untuk itulah manusia dan jin diciptakan.
Boleh jadi, disaat anda menjalankan profesi sebagai dokter atau paramedis menjumpai pasien mengucapkan kalimat yang mengandung kesyirikan, maka bimbinglah dia agar selamat dari kesyirikan dalam ucapan.
Atau anda dapatkan ada pasien yang tampak memakai jimat atau sejenisnya untuk kesembuhan penyakitnya, sungguh kebutuhan dia untuk selamat dari kesyirikan lebih besar dari kebutuhannya terhadap obat untuk penyakit badannya.
Pasien yang anda rawat juga butuh bimbingan untuk menunaikan ibadah yang Allah wajibkan sesuai dengan bimbingan Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam.
Mereka perlu bimbingan untuk bersuci, berwudhu atau bertayammum. Mereka sangat membutuhkan bimbingan agar bisa menunaikan ibadah shalat di saat sakit serta bimbingan lainnya.
Terlebih jika anda dapatkan pasien anda adalah seorang Yahudi, Nasrani, ajaklah dia untuk keluar dari kekafiran menuju cahaya Islam.
Walhasil, tunaikanlah profesi anda dengan penuh keikhlasan, bersungguh sungguhlah anda dalam mengemban misi kemanusiaan dan juga misi yang lebih besar dari itu yaitu dakwah ila lloh, mengajak manusia untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah.