Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, Ensiklopedi Atsar Salaf
Pertanyaan
Ustadz, setiap muslim kan wajib jadi salafi ya. Karena salafi itu artinya pengikut salaf, pengikut Rasululloh shalallahu’alaihi wasallam, para shahabat beliau, tabiin dan tabiut tabiin. Ada pertanyaan cukup penting, kalau kita ingin mendapatkan ucapan-ucapan shahabat atau fikih mereka di mana ustadz ?
Jawaban:
Pertanyaan ini sangat penting, tentu saja tidak cukup dijawab dalam majelis ringkas seperti dalam soal jawab ini. Namun setidaknya jawaban berikut ini bermanfaat insyaallah.
Diantara peninggalan para ulama ahlul hadits adalah kitab kitab yang diberi judul Al-Mushonnaf.
Seperti Kitab Al-Mushonnaf karya Imam Abdur Razzaq bin Hamman Ash-Shon’ani (w. 211 H) dan Al-Mushonnaf karya Ibnu Abi Syaibah.
Kitab Mushonnaf adalah sebuah kitab yang mengumpulkan hadits-hadits Nabi shollallohu’alaihi, demikian pula Atsar para shahabat atau hadits Mauquf dan Atsar para tabi’in atau disitilahkan dengan Hadits Maqthu’.
Sehingga siapa yang ingin membaca atsar-atsar salaf baik para shahabat, tabiin atau tabiut tabiin, kitab Mushonnaf adalah referensi penting dan ensiklopedi atsar salaf, sangat banyak Atsar didapatkan dalam kitab Mushonnaf.
Adapun Al Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, penulis kitab ini adalah Al Imam Abdulloh bin Muhammad bin Al Qodhi Abu Syaibah Ibrohim bin Utsman, terkenal dengan kunyahnya Abu Bakr Ibnu Abi Syaibah Al
-Kufi.
Beliau lahir pada tahun 159 H dan meninggal pada tahun 235 H
Secara tingkatan zaman beliau setingkat (aqron) dengan Imam Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rohuyah, Ali bin Al Madini dan Yahya bin Ma’in.
Sejak kecil beliau sangat bersemangat dalam menuntut ilmu Al Kitab dan As Sunnah, guru beliau paling senior dan berumur adalah Syarik bin Abdillah Al Qodhi rahimahulloh.
Diantara murid murid beliau yang meriwayatkan hadits-hadits dari beliau adalah: Al Bukhari, Muslim, abu Dawud, Ibnu Majah, dan para ulama ahlul hadits lain yang sangat banyak.
Diantara hadits Abu Bakr bin Abi Syaibah dalam Shahih Muslim adalah hadits yang masyhur:
من رای منكم منكرا فاليغيره بيده … الحديث
“Barangsiapa diantara kalian melihat kemunhkaran maka rubahlah dengan tangannya …. Al hadits (HR. Muslim (1/69 no 78)
Ibnu Abi Syaibah menyusun hadits hadits dan Atsar shahabat berdasarkan bab bab fikih.
Diawali kitab Mishonnaf Ibnu Abi Syaibah dengan Kitab Thoharoh. Di bawah kitab Thoharoh beliau sebutkan bab bab terkait dengan Thoharoh seperti: Bab Apa yang diucapkan ketika masuk WC, bab Membaca Basmallah ketika wudhu dan demikian seterusnya.
Pada setiap bab, beliau berupaya menyebutkan Hadits Marfu’ dari Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, kemudian dilanjutkan dengan atsar para shahabat, tabiin atau tabiut tabiin.
Jumlah riwayat yang bisa kita dapatkan dalam Mishonnaf Ibnu Abi Syaibah sebanyak 37.943 Tigapuluh tujuh ribu sembilan ratus empat puluh tiga riwayat, sebuah ensiklopedi hadits dan Atsar yang sangat besar.
Dalam kitab Mshonnaf masih terdapat riwayat riwayat Dhoifah (lemah)
Sebagai faedah, berikut ini kita nukilan sebuah Atsar dalam kitab Al-Mushonnaf Karya Abu Bakr Ibnu Abi Syaibah dari Shahabat Jabir bin Abdillah tentang bagaimana seharusnya kita dalam berpuasa.
Berkata Shahabat Jabir bin Abdillah Al Anshori
إذا صمت فليصم سمعك, وبصرك, ولسانك عن الكذب والمحارم, ودع أذى الجار وليكن عليك وقار وسكينة, ولا تجعل يوم صومك ويوم فطرك سواء،
“Jika engkau berpuasa (menahan dari makan dan minum), tahan pula pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu dari kedustaan dan perkara-perkara haram, jangan engkau mengganggu tetangga, jadilah engkau seorang yang tenang dan berwibawa (menjaga kehormatan), dan janganlah engkau jadikan hari puasamu dan berbukamu sama.
Atsar ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushonnaf, kitab Shiyam bab Ma Yu`maru bihish Shoim min Qillatil Kalam Wa Tawaqqil Kadzib no. 8880
Atsar Jabir ini menunjukkan fikih beliau yang sangat dalam terhadap sabda-sabda Rasulullah ﷺ seperti:
من لم يدع قول الزور والعمل به والجهل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
“Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengamalkannya, maka tidak ada keinginan Allah pada puasanya.” (HR. al-Bukhari no. 1804)
Demikian sekelumit faedah mengenai kitab Al Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, semoga bisa menjadi bekal dalam kita menuntut ilmu, mengikuti jejak Rosululloh dan para shahabat beliau. Dan semoga Alloh mudahkan kita menjadi seorang “Salafi” bukan hanya pengakuan namun diiringi dengan upaya yang diberkahi. Amin.