Soal:
Apakah boleh seseorang minta diruqyah karena dirinya merasa kurang semangat dalam beribadah, seperti:
- sering melalaikan shalat (mengakhirkan waktu shalat)
- sering ragu-ragu jumlah rakaat ketika sedang shalat
- sering merasa mengulangi beberapa ayat al-Fatihah, bahkan ragu al-Fatihah yang dibacanya
- berzikir setelah shalat seadanya (seperti doa untuk kebaikan dunia dan akhirat serta doa untuk orang tua saja), namun dalam hati ingin sekali untuk berzikir lebih lama.
- sering lalai dalam mengaji dan menghadiri kajian-kajian ilmu.
Jawaban:
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan:
- Minta diruqyah hukumnya makruh. Pelakunya luput dari kesempatan menjadi orang yang masuk surga tanpa hisab dan azab.
- Tidak semua keluhan dan masalah kejiwaan harus dengan cara ruqyah.
- Malas belajar dan ibadah adalah penyakit futur. Solusinya:
- Tanamkan dalam hati fadhilah (keutamaan) amal.
- Bergaullah dengan sahabat yang saleh salafi.
- Mendatangi orang yang saleh salafi untuk mendapatkan nasihat dan secara langsung melihat amaliahnya.
- Banyak membaca sejarah para nabi dan para salaf untuk diambil ibrahnya.
- Keluhan lainnya yang disebutkan di atas disebut waswas. Solusinya:
- Membangun semua amalan di atas ilmu syar’i.
- Menanamkan rasa yakin dalam beramal dengan dasar ilmu.
- Menolak semua bisikan yang membuat ragu dalam beramal. Misalnya, dia shalat dan sudah membaca al-Fatihah lalu muncul waswas. Dia langsung melawan dan yakin sudah membaca al-Fatihah dan yakin shalatnya sah.
Mengobati waswas perlu kesungguhan, kesabaran, dan proses waktu. (Al-Ustadz Muhammad Afifuddin).