Membongkar Waliyyul Amr Gadungan saat Corona
Pertanyaan:
Kelompok sempalan dan tarekat-tarekat mewajibkan baiat kepada pimpinan tertinggi jamaah atau tarekat. Mereka berkeyakinan bahwa itulah baiat syar’i. Bahkan mereka anggap bahwa pimpinan mereka itulah waliyyul Amr yang Alloh perintahkan untuk ditaati dalam perkara yang ma’ruf. Sebagai misal, di Negara ini ada komunitas yang menamakan Lembaga Dakwah, mereka punya Kholifah, punya Amir Amir daerah, mereka juga punya Baiat kepada Khalifah. Apakah yang demikian itu benar dan sesuai dengan syareat?
Jawaban:
Itu semuanya adalah bid’ah. Itu semua adalah penyelisihan kepada Al Qur’an, As-Sunnah serta Ijma’ ummat.
Mereka telah menyimpang dari jalan Rosululloh shalallahu’alaihi wasallam, mereka telah keluar dari prinsip-prinsip Ahlussunnah Wal jamaah dan mengikuti jalan Ahlul Bida’ Wal Ahwa’.
Waliyyul Amr atau Sulthon dalam konsep Islam sangatlah jelas. Mereka adalah Umara`; pemerintah atau penguasa sebuah negeri yang memiliki wilayah, memiliki kekuatan dan memiliki kekuasaan untuk mengurusi urusan kaum muslimin.
Di negara kita ini, waliyyul Amr yang memiliki kekuasaan dan wilayah sangatlah jelas, Pimpinan tertinggi pemerintahan dan Panglima tertinggi Angkatan Perang adalah Presiden. Beliau lah Waliyyul Amr.
Di Kerajaan Arab Saudi saat ini, waliyyul Amr adalah Raja Salman bin Abdul Aziz Alu Su’ud, sebagai penguasa tertinggi Pemerintahan dan panglima tertinggi Angkatan bersenjata.
Al-Imam Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahumallah berkata: “Pendapat yang paling benar tentang (siapakah waliyyul amri), mereka adalah para umara dan pemimpin, karena sahihnya berita dari Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam agar taat kepada para imam dan pemimpin dalam urusan yang dituntut ketaatan di dalamnya dan bermaslahat bagi kaum muslimin.” (Tafsir ath-Thabari)
Al-Imam an-Nawawi rahimahumallah juga berkata “Para ulama mengatakan bahwa yang dimaksud waliyyul amri ialah yang Allah Subhanahu wata’ala wajibkan untuk diberikan ketaatan kepadanya, yaitu para pemimpin dan umara/pemerintah. Inilah pernyataan jumhur salaf dan khalaf (ulama masa belakangan) dari kalangan ahli tafsir, fuqaha, dan selainnya. (Syarah Shahih Muslim)
Para ulama, mereka yang berpegang teguh dengan Al Kitab dan As Sunnah juga termasuk Ulil Amri yang kita mentaati mereka dalam menjelaskan Halal dan Haram, berdasarkan Al Kitab dan As Sunnah.
Waliyyul Amr bukanlah Kholifah dan Amir gadungan dalam jamaah jamaah dan kelompok sempalan atau tarekat-tarekat yang kita isyaratkan.
Bagaimana mungkin mereka akan mengurusi urusan kaum muslimin, sementara wilayah yang mereka miliki adalah wilayah fiktif, negara mereka adalah dongeng, Kholifah mereka hakekatnya adalah orang yang memakan harta kaum muslimin tanpa Haq. Pekerjaan mereka adalah menjilat penguasa untuk maslahat dunia mereka. Kalau mereka punya pengikut, mereka jual suara, menjilat penguasa.
Apakah yang seperti ini dikatakan waliyyul Amr ? Tidakkah kalian berfikir ?
Lebih mengerikan lagi, mereka membawakan hadits hadits shahih untuk kepentingan hawa nafsu mereka. Seperti hadits tentang Baiat, Rasululloh bersabda:
من مات وليس في عنقه بيعة مات ميتة جاهلية
“Barangsiapa mati dan dilehernya tidak ada ikatan baiat, sungguh dia mati jahiliah.” (HR. Muslim)
Mereka mengatakan, barang siapa mati dan tidak berbaiat kepada pimpinan tarekat kami atau Kholifah Lembaga Dakwah kami, sungguh dia mati jahiliah.
Kemudian mereka anggap murtad/kafir siapapun yang keluar dari jamaahnya.
Subhanallah, ini adalah kedustaan yang sangat nyata.
Di saat wabah Corona menimpa, kita bisa melihat siapa sesungguhnya yang memiliki kekuasaan (Sulthoh), siapa sesungguhnya yang mengurusi urusan kaum muslimin.
Ternyata bukan Kholifah Kholifah bayangan itu, bukan pimpinan pimpinan tarekat itu. Sangat tampak kedustaan mereka yang memancangkan dirinya sebagai waliyyul Amr, tampak pula kedok bahwa baiat mereka adalah baiat bid’ah, hanya urusan dunia, perut dan wanita.
Berbeda dengan Seorang Raja dan presiden yang sesungguhnya. Di saat datang ancaman musuh menuju negeri yang dipimpinnya, dia tidak tidur malam untuk menyiapkan upaya upaya melindungi negerinya. Dia panggil perwira perwira tinggi angkatan bersenjata untuk mempersiapkan segala sesuatu demi keamanan kaum muslimin dan negara ini. Sebagai pimpinan tertinggi Angkatan bersenjata dan penguasa wilayah, dia perintahkan pasukannya untuk menjaga perbatasan, darat laut dan udara. Dan sebagai penguasa wilayah dia juga melakukan hubungan bilateral dengan Negara lain untuk kemaslahatan negerinya.
Di saat wabah Corona, kaum muslimin dan keumuman penduduk negri -termasuk Kholifah gadungan, dan Amir Amir pendusta- hanya berdiam di rumahnya, sebatas memikirkan apa yang harus dipersiapkan untuk keluarganya.
Namun penguasa sebuah negri, waliyyul Amr negeri ini, jazahumullohukhoiron benar-benar payah dan letih memikirkan urusan Muslimin dan penduduk negerinya.
Yang ada dalam benak adalah pertanyaan; Apa yang harus dilakukan untuk membantu perekonomian rakyatnya ? Sebagai Pimpinan tertinggi memerintahkan jajarannya untuk melakukan sekian program.
Tentara dan Kepolisian sebagai lembaga yang dibawahnya juga diperintah untuk bekerja, berbuat menghadapi wabah Corona.
Mereka inilah waliyyul Amr, dan merekalah yang menjadi sebab persatuan kaum muslimin ketika kaum muslimin mentaati mereka dalam perkara yang makruf.
Bukan hanya urusan dunia, termasuk ibadah ibadah juga bersama pemerintah seperti: Jihad fi Sabilillah, Puasa, Ied dan Haji juga demikian, bersama waliyyul Amr.
Dengan mentaati waliyyul Amr dalam perkara yang Makruf akan terjadilah persatuan dan terwujudlah mashlahat agama dan dunia.
Termasuk perkara yang cukup menyedihkan di negeri ini, ada pihak yang dengan pongah, dan selalu pongah mengatakan : “urusan penetapan satu ramadhan, satu Syawal, Iedul Adha itu urusan kami.” Bukan pemerintah, bukan presiden. Tidak peduli dengan sidang itsbat penguasa. Terus dalam kesombongan, terus dalam kebid’ahan…
Entah sampai kapan mereka berada dalam kepongahan itu.
Wabah Corona yang menimpa kita saat ini, marilah kita ambil Ibroh sebanyak banyaknya. Diantara ibroh itu adalah, membongkar kedustaan waliyyul Amr gadungan dalam tubuh kelompok-kelompok sempalan dan tarekat sesat. Allohu a’lam.