Problematika Umat
Problematika Umat oleh Admin

mbah fanani bukan wali

5 tahun yang lalu
baca 4 menit
Mbah Fanani Bukan Wali

Mbah Fanani Bukan Wali

Pertanyaan:

Kata orang-orang Dieng Mbah Fanani itu wali (waliyulloh) Apa memang begitu ? (Ae, Jakarta 0853-29xx-xxxx)

Jawab:

Mbah Fanani (Fanani atau Syeikh Fanani), nama ini baru saja muncul kemudian viral di sekitaran tahun 2017 seiring dengan Acara Wisata Ekspo Dieng. Sebelumnya, Fanani bukan nama yang disebut.

Tidak semua orang Dieng mengatakan bahwa Mbah Fanani adalah wali. Masih banyak orang-orang Dieng dan sekitarnya yang masih lurus fitrahnya terutama orang orang yang mengalami tahun 87 an ke atas mengenal dengan pasti bahwa sosok Fanani tidak lebih dari orang gila.

Sebagaimana layaknya orang gila, syaraf-syarafnya sudah rusak, sehingga wajar saja apabila dia tidur di hawa dingin, telanjang dada, sebagaimana masih banyak orang gila yang lebih ekstrim dari sosok Fanani.

Ketika sebagian orang sepuh di dataran tinggi Dieng kita tanya tentang Mbah Fanani, ternyata mereka tidak mengenal kecuali sosok ini adalah orang gila yang sudah ada sejak tahun 87 an.

Ya, pada sekitar tahun 1987 an di daerah Stieng ada seorang gila. Setiap yang melewati jalan Wonosobo Dieng, terlebih sopir-sopir dan kernet bis Dieng Wonosobo pasti mengenal orang gila yang berada di stieng. Waktu itu sosok ini tidak bernama, dia berdiam di bawah rumpun bambu. Yang pasti, tidak ada seorang pun yang melihat dia mendatangi masjid-masjid untuk shalat lima waktu, tidak ada pula yg menyaksikan dia menghadiri shalat Jum’at atau membaca Al Qur’an, apalagi menegakkan amar makruf Nahi Mungkar.

Setelah bertahun-tahun orang gila ini berada di Stieng dia naik ke atas di daerah Wadas Putih sambil merangkak, sebagaimana persaksian orang orang yang mengerti perjalanan Fanani. Sosok orang gila inipun berhenti di Wadas Putih beberapa tahun kemudian naik ke daerah Pathak Banteng, hingga akhirnya sampai di dieng di sekitar tahun 2017.

Yang mengherankan dan sangat menyedihkan, sosok orang yang terkenal gila sekarang disebut sebut sebagai Wali dan tiba tiba pula dikenal dengan Mbah Fanani.

SIAPA WALI ALLOH ?

Kita sungguh sedih menyaksikan fenomena masyarakat yang dipermainkan syaithon. Orang gila seperti ini dianggap wali ? Tidak pernah sholat, tidak pernah menghadiri masjid-masjid, tidak mbaca Al Qur’an, apakah seperti itu sifat sifat wali yang diajarkan Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam ?

Orang gila bukan mukallaf, diangkat atas mereka kewajiban kewajiban. Orang Gila bukan Wali, wali adalah mereka yang beriman dan beramal Sholih sebagaimana firman Alloh Ta’ala:

أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa
. (QS. Yunus 62,63)

PENJELASAN ULAMA TENTANG WALI ALLOH

Al-Imam ath-Thabari rahimahullah mengatakan, “Wali Allah ‘azza wa jalla adalah orang yang memiliki sifat seperti yang telah disebutkan Allah ‘azza wa jalla yaitu beriman dan bertakwa.” (Tafsir ath-Thabari, 11/132)

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Wali-wali-Nya adalah mereka yang beriman dan bertakwa sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah ‘azza wa jalla tentang mereka sehingga setiap orang yang bertakwa adalah wali-Nya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/422)

Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah mengatakan, “Wali Allah ‘azza wa jalla adalah orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah ‘azza wa jalla dengan berbagai amalan yang bisa mendekatkan diri kepada-Nya.” (Jami’ al-‘Ulum wal Hikam, hlm. 262)

Ibnu Abil ‘Izzi rahimahullah berkata, “Wali Allah ‘azza wa jalla adalah orang yang selalu melaksanakan segala yang dicintai Allah ‘azza wa jalla dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan segala perkara yang diridhai-Nya.” (Syarah al-‘Aqidah ath-Thahawiyyah, hlm. 360)

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Wali Allah ‘azza wa jalla adalah orang yang berilmu tentang Allah ‘azza wa jalla dan terus-menerus di atas ketaatan kepada-Nya dengan mengikhlaskan peribadatan.” (Fathul Bari, 11/342)

Dari ayat Al Qur’an surat Yunus, demikian pula penjelasan para ulama menjadi jelaslah bahwa wali Alloh yang sesungguhnya adalah mereka yang beriman kepada Alloh, melaksanakan perintah perintah-Nya dan bertaqwa kepada Alloh dengan menjauhkan Apa yang Alloh haramkan.

Dipastikan pula dengan pembahasan diatasi bahwa Mbah Fanani bukanlah wali, namun sosok Majnun (gila), hilang akalnya dan bukan mukallaf. Allohul a’lam bishshawab.

Baca Juga:

Fanani Pertapa Tangguh ?

Oleh:
Admin
Sumber Tulisan:
Mbah Fanani Bukan Wali