Soal:
Apakah acara maulid Nabi disyareatkan dan dicontohkan Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam ?
Jawab:
Acara maulid nabi tidak pernah dilakukan atau diperintahkan Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam.
Acara ini tidak pernah pula dilakukan oleh Al-Khulafaur Rosyidin, Abu Bakr Ash-Shiddiq, Umar bin Al-Khoththob, Utsman bin Affan dan Ali bin Tholib, tidak pula shohabat beliau. Bahkan para tabi’in dan tabiut tabiin tidak mengamalkan amalan maulid nabi.
Berkata Al-Faqih At-Tizmanti Asy-Syafii rohimahulloh tentang maulid nabi dalam buku As-Siroh Asy-Syamiyah (1/442)
«هذا الفِعل لم يقع في الصَّدر الأوَّل مِن السَّلف الصالح مع تعظيمهم وحُبِّهم له صلى الله عليه وسلم إعظامًا ومحبَّة لا يَبلغ جميعنا الواحد مِنهم».اهـ
Amalan maulid ini, belum pernah terjadi di tengah generasi awal salaf umat ini (para shahabat), padahal mereka adalah orang yg sangat mengagungkan dan mencintai Nabi dengan pengagungan dan kecintaan yang salah seorang diantara kita tidak mencapai tingkat kecintaan tersebut.
DAULAH FATHIMIYAH (SYIAH ROFIDHOH) PELOPOR MAILID NABAWI
Amaliah maulid nabi adalah kebid’ahan, dan yang pertama kali membuat kebid’ahan ini justru daulah fathimiyah, penganut faham rafidhah yg para ulama mengkafirkan daulah ini.
Mereka ingin merusak kemurnian islam dengan membuat acara maulid nabi, maulid Ali, maulid fathimah, maulid husein dan maulid kholifah kholifah mereka.
Amaliah maulid mereka lakukan untuk menutupi kebencian mereka kepada islam, kebencian mereka kepada para sahabat. Mereka tampakkan seakan mereka mencintai nabi.
TANGGAL KELAHIRAN NABI DIPERSELISIHKAN
Para ulama Sirah berbeda pendapat dalam menentukan tanggal lahir Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam. Ada yang berpendapat beliau lahir tanggal 8 Robiulawwal, ada yang berpendapat tanggal 10 dan ada yang berpendapat tanggal 12.
Tidak sepakatnya para ulama dalam menentukan tanggal kelahiran semakin menunjukkan bahwa perayaan Maulid Nabi tidak disyreatkan. Seandainya disyreatkan dan telah dilakukan Rosululloh, niscaya tidak ada perselisihan tentang tanggal lahir beliau, sebagaimana tidak ada khilaf bahwa wukuf di Arafah adalah tanggal 9 Dzulhijjah.
Acara maulid tidak ada sedikitpun sandaran yang bisa dijadikan hujjah.
Berkata Al-Faqih, Tajuddin Al-Fakihani Al-Maliki rohimahulloh dalam risalahnya, Al-Maurid fi Amalilmaulid hal.20
«لا أعلم لهذا المولد أصلًا في كتاب ولا سُّنَّة، ولا يُنقل عمله عن أحد مِن علماء الأمَّة الذين هم القدوة في الدين المتمسكون بآثار المتقدِّمين».اهـ
“Saya tidak tahu dalil acara maulid, baik Al-Kitab atau As-Sunnah, tidak pula amalan maulid dinukilkan dari para ulama umat ini, sementara mereka adalah panutan dan orang orang yang berpegang teguh dengan jalan orang orang yang telah lalu (para shohabat, tabiin dan tabiut tabiin.)
Kecintaan yang haqiqi kepada Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam adalah dengan mengikuti jejak beliau dalam keyakinan, ucapan dan amalan, bukan dengan kemungkaran dan kebidahan. Wa billahittaufiq.