Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

kitab bantahan adalah kitab ghibah ?

6 tahun yang lalu
baca 2 menit

Soal:

Mohon pencerahan tadz, apa benar ucapan sebagian orang: “Jangan kamu baca buku-buku bantahan ahlul bid’ah, buku-buku itu penuh dengan ghibah.

Jawab:

Alhamdulillah, ucapan tersebut tidak benar, bahkan menyelisihi salah satu prinsip ahlus sunnah wal jama’ah yaitu  memberikan peringatan dari kebid’ahan dan ahlul bid’ah.

Kemudian wajib diketahui bahwasannya membicarakan kejelekan ahlul bid’ah untuk menjaga kemurnian agama bukanlah ghibah yang diharamkan, bahkan hal tersebut merupakan kewajiban. Betapa banyak para ulama kita menulis bantahan-bantahan atas ahlul bid’ah, Imam Al-Bukhori, Imam Ahmad, dan para ulama ahlul Hadits. Kitab-kitab bantahan ini dikenal dengan kitab-kitab rudud (Bantahan). 

Berikut ini kita nukilkan ucapan Asy-Syaikh Robi’ bin Hadi Al Madkholi  hafizhahullah tentang kitab-kitab bantahan kepada ahlul ahwa dan pemikiran mereka.

Beliau  berkata, “Demi Allah, kitab-kitab tersebut termasuk ilmu yang menjaga, sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Hudzaifah radhiallahu ‘anhu‘Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan. Namun, aku bertanya kepada beliau tentangkejelekan, karena khawatir kejelekan itu menemuiku.’

Seorang harus mengenal kitab ahlul bid’ah dan (mengenal) kesesatan. Jika tidak, sungguh kebanyakan pemuda tidaklah tersesat kecuali ketika mereka kehilangan kitab-kitab yang melindungi mereka. Kitab-kitab bantahan (rudud) itu memuat perlindungan bagi para pemuda.

Orang yang melakukan tarbiyah (pendidikan), tetapi tidak melakukan penjagaan dan tidak meletakkan perlindungan terhadap kaum muda, aku permisalkan ibarat orang yang menanam lantas didatangi oleh hewan yang memakan habis tanaman tersebut. Demikianlah tanaman ketika tidak dipagari.

Seperti itu pula ketika tidak ada perlindungan berupa tahdzir dari bahaya bid’ah, manusia akan binasa. Oleh karena itu, salaf mendapatkan keberhasilan besar tatkala menggunakan metode tahdzir terhadap ahlul bid’ah. Mereka berhasil menjaga (melindungi) sunnah dan jamaah.

Namun, ketika pagar ini dihancurkan dan perhatian terhadap penjagaan masyarakat sunni dari serangan ahlul bid’ah semakin menipis, ahlul bid’ah pun melancarkan serangannya dan berhasil menguasai mereka. Tersebarlah (apa yang saat ini kita saksikan berupa) pengeramatan kuburan, khurafat, (terorisme, liberalisme, komunisme -pent) dst.

Kitab-kitab bantahan (rudud) tersebut, barang siapa menginginkan kebaikan, sungguh—demi Allah—dia akan membacanya. Dengan begitu, dia akan dapati di dalamnya pembeda antara yang haq dan yang batil. Ketika itu, dia akan mendapati penjagaan dan perlindungan dari penyakit (bid’ah) tersebut.

Sebagaimana kita memberikan kekebalan dan imunisasi pada bayi kita dari penyakit sebagai wujud perhatian besar, demikian pula kita wajib memberi perhatikan terhadap akal anak-anak kita. Kita melindunginya, menyampaikan tahdzir (peringatan) kepadanya, dan memberikan pemahaman kepadanya sehingga akalnya mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk.” (Majmu’ Kutub wa Rasa’il wa Fatawa asy-Syaikh Rabi’, 14/282—283)

 

Oleh:
Abu Ismail Rijal