Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

pesan khomeini kobarkan teror dunia

6 tahun yang lalu
baca 3 menit

Soal:

Beberapa dekade terakhir ini peperangan seakan tidak pernah padam. Perang Teluk, perang Suria, hingga Perang Syiah Houthy di Yaman. Siapa sebenarnya pengobar peperangan tersebut ?

Jawab:

Iran sebagai negara rofidhoh telah dan sedang melakukan berbagai aksi teror, perusakan dan makar kepada Islam, kaum muslimin dan negeri-negeri Islam.

Apa yang terjadi di Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman, merekalah sesungguhnya otak dan dalang segala kerusakan yang terjadi. Tentu saja bersama dan bekerjasama dengan nenek moyang mereka, Yahudi.

Kita menyaksikan bersama bagaimana besarnya peperangan sengit antara tentara tauhid “Asifatul Hazm”, koalisi negara-negara Islam di bawah kepemimpinan Raja Salman bin Abdul Aziz Alu Su’ud, melawan tentara Houthi Rafidhah Yaman yang didukung Republik Iran.

Bayang bayang Khomeini benar benar nyata dalam semua kerusuhan. Khomeini sebagai tokoh tertinggi Republik Iran pernah berwasiat, “Inilah wasiatku: Apabila perang dengan Irak telah usai, kita wajib memulai perang dengan negara yang lainnya. Saya memimpikan bendera kita (Syiah Iran) berkibar di Amman (ibukota Yordania), Riyadh (ibukota Saudi Arabia), Damaskus (ibukota Suriah), Kairo (ibukota Mesir), dan (negara) Kuwait.”

Sungguh, wasiat Khomeni adalah titah agung bagi kaum Rafidhah untuk mewujudkannya.
Sebab, sesuai isi Undang Undang Dasar Negara Syiah Iran, Khomeini memiliki kedudukan fundamental sebagai Rujukan Utama Taqlid Agung Republik “Islam” Iran.

Kedudukan ini mengikat segenap penganut ajaran Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah untuk tunduk patuh melaksanakan titahnya (sebagaimana yang diyakini Syiah) selaku wakil Imam Mahdi Syiah yang masih bersembunyi sejak ratusan tahun yang lalu dalam gua di Samarra, Irak.

Disebutkan dalam UUD Iran, Bab 1 Pasal 1:

“The form of government of Iran is that of an Islamic Republic, endorsed by the people of Iran on the basis of their longstanding belief in the sovereignty of truth and Qur’anic justice, in the referendum of Farwardin 9 and 10 in the year 1358 of the solar Islamic calendar, corresponding to Jamadi al-Awwal 1 and 2 in the year 1399 of the lunar Islamic calendar (March 29 and 30, 1979), through the affirmative vote of a majority of 98.2% of eligible voters, held after the victorious Islamic Revolution led by the eminent marji’ al-taqlid, Ayatullah al-Uzma Imam Khumayni.

“Sistem pemerintahan Iran adalah Republik Islam yang telah disetujui oleh rakyat Iran, berdasarkan keyakinan tradisional mereka dalam kedaulatan kebenaran dan keadilan Qur’an dan mengikuti kemenangan revolusi mereka di bawah pimpinan Rujukan Taklid Agung, Ayatullah Imam Khomeini, dengan mayoritas 98,2% suara dari semua yang berhak memilih dalam referendum yang diadakan pada 9 dan 10 Farwardin[7] 1358 tahun Hijriah matahari, 1 dan 2 Jumadil Awal 1399 Hijriah bulan (29 dan 30 Maret 1979).”

Itulah fakta Wasiat Agung Revolusi Syiah Khomeini yang mengikat seluruh kaum Syiah di mana pun berada. Ucapan Khomeini Rujukan Taklid Agung Konstitusi negara Syiah Iran diterbitkan oleh majalah Dustur Lebanon pada 1983, edisi no. 297, hlm. 16—18.

Lihatlah tahun-tahun terakhir ini, bagaimana kuku-kuku revolusi Syiah Imamiyah Khomeini telah ditancapkan kuat-kuat di Suriah dan Lebanon (dengan milisi Hizbullahnya). Mereka mulai memasuki negeri Yaman, tentu untuk menuju Haramain: Makkah dan Madinah.

(Disunting dari Artikel: Kedustaan di balik Revolusi Iran, AsySyariah ed_114)

Oleh:
Abu Ismail Rijal