Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

jamaah haji puasa hari tarwiyah dan arofah. bolehkah ?

5 tahun yang lalu
baca 2 menit

Soal:

Bolehkah jamaah haji berpuasa ketika hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan hari Arofah (9 Dzulhijjah) karena berharap pahala besar dengan berpuasa  di sepuluh awal bulan dzulhijjah?

Jawab:

Memperbanyak amalan sholih di sepuluh awal bulan dzulhijjah adalah perkara yang disyareatkan bagi seluruh kaum muslimin, baik dia sedang menunaikan ibadah haji atau tidak.

Bahkan amalan sholih yang dilakulan di sepuluh awal bulan dzulhijjah lebih afdhol dan lebih dicintai dari amalan apapun diluar sepuluh awal dzulhijjah termasuk Jihad fisabilillah, sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam:

 ما العمل في أيام أفضل منها في هذه قالوا ولا الجهاد قال ولا الجهاد إلا رجل خرج يخاطر بنفسه وماله فلم يرجع بشيء  .

“Tidak ada hari di mana amal shalih pada saat itu lebih dicintai Allah Ta’ala daripada hari-hari yang sepuluh ini.” Mereka berkata: “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad fi sabilillah?” Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam bersabda: “Tidak pula jihad fi sabilillah, kecuali seseorang keluar berjihad membawa jiwa dan hartanya, kemudian tidak ada sesuatupun yang kembali darinya (ia kehilangan jiwanya dan hartanya dalam peperangan).” (HR.At-Tirmidzi no. 757 dan selainnya, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)

Berdasarkan hadits ini, disyareatkan bagi kaum muslimin, baik mereka yang sedang menunaikan haji atau tidak untuk memperbanyak ibadah termasuk puasa di awal bulan dzulhijjah, kecuali tanggal 10  dzul hikmah, hari Ied, tidak boleh seorang berpuasa.

Untuk tanggal 9 (hari Arafah), yang afdhol bagi jamaah haji adalah berbuka dan tidak berpuasa sebagaimana dahulu Rosululloh tidak berpuasa ketika wukuf. Diantara hikmahnya adalah agar seorang lebih bersemangat dan memiliki kekuatan berdoa dan beramal di hari itu. Allohua’lam.

Oleh:
Abu Ismail Rijal