Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

dipojokkan ketika memberi nasehat

4 tahun yang lalu
baca 3 menit
Dipojokkan Ketika Memberi Nasehat

Dipojokkan Ketika Memberi Nasehat

Pertanyaan:

Ada seorang preman di daerah saya mendapatkan hidayah dan tampak bersungguh-sungguh bertaubat dari premanisme.

Alhamdulillah setelah taubatnya dia rajin mengikuti taklim taklim ahlus sunnah. Dia sering menangis mengingat masa lalunya.

Diantara bentuk taubat, dia berusaha menasehati anak, istri, keluarganya juga preman-preman yunior yg dia kenal. Namun jawaban mereka : “Kamu dulu preman.” “Kamu pernah sama seperti aku, bahkan kamu yang ngajari aku jadi preman !” Apa nasehat untuk saudara kita yang seperti ini ustadz. Ingin menasehati istri, keluarga, anak anak dan saudaranya, namun dia punya masa lalu yang diungkit oleh orang yg dia nasehati. Jazakallohukhoiron.

Jawab:

Ingatkan orang orang seperti ini, orang orang yang bertaubat yang sebelumnya berada dalam kubangan kesyirikan, kebid’ahan dan kemaksiatan untuk banyak bersyukur kepada Allah atas hidayah Islam dan sunnah. Sungguh sangat sedikit manusia yang mengenal dakwah salafiyah.

Berilah nasehat agar dia terus bersemangat dalam menuntut ilmu, duduk di majelis majelis ilmu bersama asatidzah ahlus sunnah. Dengan menuntut ilmu Allah akan mudahkan baginya untuk mengenal agama yang mulia ini. Mengenal Nama-nama dan sifat Allah, hak hak Allah dan Rasul-Nya.

Nasehati pula agar benar benar dia meninggalkan komunitasnya dan tidak bergaul kecuali bersama orang orang yang baik. Bergaul dan bermuamalah dengan Ahlussunnah. Yang demikian ini membantunya untuk tetap Istiqomah.

Terkait dengan upayanya memberi nasehat, berilah motivasi agar jangan berputus asa dalam menasehati istrinya, keluarga, anak anak, atau orang yg perlu mendapat nasehat.

Bimbinglah agar dalam dia memberi nasehat benar benar di atas ilmu dan dengan kesabaran.

Dalam memberi nasehat, jangan takut dipojokkan, diserang balik dengan dibongkarnya kesalahan masa lalu.

Apabila kesalahan itu memang ada padanya, bertaubatlah dan perbaikilah.

Apabila ternyata kejelekan itu sudah ditinggalkan dan sudah bertaubat darinya, kokohkan bahwa Allah maha menerima taubat.

Seorang yang memberi nasehat harus menyadari bahwa di dunia memang ini ada model orang yang sombong.

Ketika mendapat nasehat, ditolak dengan ucapan: “Urusi saja dirimu !” atau dengan ucapan “Mengurusi keluargamu saja tidak becus, masih mau ikut campur urusan orang !”, Dan semisalnya.

Bahkan terkadang ada model orang yang lebih parah, ketika mendapatkan nasehat: Dia justru mengungkit kejelekan orang yang menasehatinya dan membongkar aib-aibnya, “Kamu juga sama sama preman”

Jenis orang-orang yang sombong dalam menerima nasehat pernah disebutkan Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam dalam sabda beliau:

وأبغض الكلام إلى الله أن يقول الرجل للرجل : اتق الله ، فيقول : عليك بنفسك

Dan (diantara) kalimat yang paling dibenci oleh Allah adalah seorang ketika menasehati saudaranya: “Bertaqwa lah (takutlah) kamu kepada Allah !”, dia justru menimpali : “Urusi saja dirimu !”

Hadits ini dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah no. 2698

Semoga Allah kokohkan kita di atas Sunnah, Dia mudahkan untuk kita terus bersemangat dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya, dan semoga Allah mudahkan kita untuk mudah dalam menerima nasehat dan Allah jaga kita semua dari perkara-perkara yang Allah murkai, amin.

Oleh:
Abu Ismail Rijal