Problematika Umat
Problematika Umat oleh Abu Ismail Rijal

bagaimana niat sholat malam ?

4 tahun yang lalu
baca 4 menit
Bagaimana Niat Sholat Malam ?

Bagaimana Niat Sholat Malam ?

Pertanyaan:

Afwan ustadz, kalau kita sholat malam, niatnya bagaimana ? Kita meniatkan sholat apa ? Ada yang bilang niatnya adalah sholat tahajjud, ada yang bilang niatnya adalah Sholat Sunnah malam ada yang bilang shalat witir. Jadi kalau kita bangun sepertiga malam itu, agar sesuai dengan ajaran nabi shalallahu alaihi wasallam kita niat sholat apa ?

Jawab:

Sholat Sunnah diwaktu malam disebut shalat malam (sholatul lail atau Qiyamullail) disebut pula sholat tahajjud.

Shalat witir merupakan akhir dari shalat lail/tahajjud, berdasarkan sabda Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam:

اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا

“Jadikanlah witir sebagai akhir shalat kalian di waktu malam.” (HR. Al-Bukhari no. 998 dan Muslim no. 1752)

Ketika ada seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam tentang shalat lail, beliau menjawab:

صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً تُوْتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى

“Shalat lail itu dikerjakan dua rakaat, dua rakaat. Apabila salah seorang dari kalian mengkhawatirkan masuknya shalat subuh maka ia mengerjakan shalat satu rakaat sebagai pengganjil (witir) dari shalat yang telah dikerjakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 990 dan Muslim no. 1745 )

Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam pernah melakukan shalat malam (qiyamullail) atau tahajjud di awal waktu malam, di tengah waktu malam dan di akhir malam.

Dan yang paling afdhol (utama) nya adalah shalat malam di sepertiga malam terakhir.

Dalil Seluruh Malam adalah Waktu Shalat Malam dan Witir

Ummul Mukminin Aisyah pernah menceritakan tentang witir Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam:

كُلُّ اللَّيْلِ أَوْتَرَ رَسُوْلُ اللهِ وَانْتَهَى وِتْرُهُ إِلَى السَّحَرِ

“Seluruh waktu malam Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat witir dan berakhir witir beliau sampai waktu sahur.” (HR. Al-Bukhari no. 996 dan Muslim no. 1735)

Dalam lafadz lain:

مِنْ كُلِّ اللَّيْلِ قَدْ أَوْتَرَ رَسُوْلُ اللهِ مِنْ أَوَّلِ اللَّيْلِ وَأَوْسَطِهِ وَآخِرِهِ، فَانْتَهَى وِتْرُهُ إِلَى السَّحَرِ

“Dari setiap (waktu) malam Rasulullah pernah mengerjakan shalat witir, dari awal malam, tengah dan akhirnya. Berakhir witir beliau sampai sahur.” (HR. Muslim no. 1734)

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Malam hari seluruhnya merupakan waktu untuk mengerjakan shalat witir. Namun ulama sepakat bahwa awal waktunya adalah saat hilangnya syafaq setelah shalat Isya. Demikian yang dinukilkan Ibnul Mundzir. Sebagian mereka memutlakkan bahwa waktu witir itu dimulai (mulai masuk) dengan masuknya waktu Isya….” (Fathul Bari, 2/626)

Waktu yang utama/afdhal untuk mengerjakan witir adalah di akhir malam, seperti yang ditunjukkan dalam hadits Jabir, ia berkata: Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam bersabda:

مَنْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُوْمَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوْتِرْ أَوَّلَهُ، وَمَنْ طَمَعَ أَنْ يَقُوْمَ آخِرَهُ، فَلْيُوْتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ، فَإِنَّ صَلاَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُوْدَةٌ، وَذلِكَ أَفْضَلُ

“Siapa yang khawatir tidak dapat bangun untuk shalat di akhir malam maka hendaklah ia berwitir di awal malam. Siapa yang sangat berkeinginan untuk bangun di akhir malam maka hendaklah ia mengerjakan witir di akhir malam, karena shalat di akhir malam itu disaksikan dan yang demikian itu lebih utama.” (HR. Muslim no. 1763)

Dengan datangnya subuh, berakhirlah waktu shalat witir. Rasulullah shollallohu’alaihi bersabda:

أَوْتِرُوْا قَبْلَ أَنْ تُصْبِحُوا

“Kerjakanlah oleh kalian shalat witir sebelum kalian berada di waktu subuh.” (HR. Muslim no. 1761)

Demikian juga hadits Ibnu Umar :

مَنْ صَلَّى مِنَ اللَّيْلِ فَلْيَجْعَلْ آخِرَ صَلاَتِهِ وِتْرًا، فَإِنَّ رَسُوْلَ اللهِ كَانَ يَأْمُرُ بِذَلِكَ، فَإِذَا كَانَ الْفَجْرُ فَقَدْ ذَهَبَ كُلُّ صَلاَةِ اللَّيْلِ وَالْوِتْرِ

“Siapa yang shalat di malam hari, hendaklah ia menjadikan akhir shalatnya itu witir, karena Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam memerintahkan yang demikian itu. Apabila fajar telah datang maka berakhirlah seluruh shalat lail dan witir.” (HR. Al-Hakim dalam Mustadrak 1/302. Al-Imam Adz-Dzahabi menshahihkannya dalam At-Talkhis. Al-Hafizh berkata (Fathul Bari, 2/618), “Hadits ini dishahihkan oleh Abu ‘Awanah dan selainnya, dari jalan Sulaiman bin Musa, dari Nafi’, dari Ibnu Umar.”)

Bagaimana Niat Shalat Malam

Terkait niat, cukup anda niatkan dalam hati bahwa anda hendak shalat malam (qiyamullail) atau tahajjud baik di awal malam, di pertengahan ya atau di akhir malam.

Dan tidak disyareatkan untuk melafazkan niat.

Tidak ada satu pun dalil yang menunjukkan bahwa Rasulullah shollallohu’alaihi wasallam melafazkan niat dalam shalat beliau. Allahu a’lam.

Oleh:
Abu Ismail Rijal