Soal:
Seorang ayah yang dianggap ustadz oleh masyarakatnya memarahi putrinya karena lama di kamar mandi (putrinya memiliki uzur karena dia dalam keadaan haid) dan mengatakan kepada putrinya bahwa dia sama dengan iblis. Ayahnya berdalil dengan ucapan Ibnu Umar yang mengatakan ‘aduwwullah (musuh Allah) kepada anaknya karena menyimpang. Apakah ini dibenarkan?
Apakah yang harus dilakukan putrinya padahal dia telah menjelaskan keadaannya kepada ayahnya? Namun, ayahnya justru mengucapkan, “Kamu hanya beban bagi orang tuamu saja! Ayah berhak untuk mengatakan itu.” (+6285797XXXXXX)
Jawab:
Astaghfirullahal ‘azhim. Sekeji itukah seorang ayah (apalagi dianggap sebagai ustadz), mengucapkan kata-kata tersebut kepada putri kandungnya? Di manakah sikap rahmah yang diajarkan oleh Islam? Apakah tidak bisa ditegur dengan kasih sayang? Lebih-lebih putri tersebut memiliki uzur syar’i.
Ucapan yang dinukil dari Ibnu Umar ini perlu ditinjau ulang. Yang sahih, beliau memang mengumpat dengan keras putranya. Itu pun karena dia menentang hadits sahih, bukan urusan toilet!
Adapun hal yang perlu dilakukan oleh putrinya adalah lebih baik diam, sabar, tawakal kepada Allah, mendoakan kebaikan dan hidayah untuk ayahnya, memperbaiki sikap, menunjukkan akhlak yang mulia, membantu orang tua dalam perkara ma’ruf dan mubah, tidak berdebat dengan orang tua, dan tidak menggurui. Ambil hati orang tua dengan sikap lemah lembut dan akhlak karimah, membalas kejelekan dengan kebaikan.
Semoga Allah Ta’ala memberi hidayah kepada “ustadz” tersebut dan kesabaran kepada putrinya. Yassarallahu umurakum.
(Dijawab oleh al-Ustadz Muhammad Afifuddin)