Agar Puasa Kita Diberkahi
Pertanyaan:
Ustadz, sebagai persiapan memasuki bulan Ramadhan bisa kiranya dibahas secara ringkas fikih Puasa (Shoum), bagaimana agar puasa kita diberkahi Alloh Ta’ala.
Jawab:
Amalan yang terbaik dan paling diberkahi Allah adalah amalan yang paling baik sisi batiniahnya dan sisi lahiriyahnya.
Dan ketahuilah bahwa shoum Romadhon bukan hanya ibadah lahiriah, namun juga ibadah batiniah. Kedua perkara inilah, zhahir dan batin, yang yang akan dilihat Alloh Ta’ala. Rosululloh ﷺ bersabda:
إِنَّ الله لا يَنْظُرُ إِلى أَجْسامِكم، وَلا إِلى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ ” رواه مسلم
Sesungguhnya Alloh tidak melihat pada jasad kalian (dalam sebagian riwayat : dan rupa kalian) tetapi Alloh melihat kalbu (hati kalian) dan amalan kalian. HR. Muslim, dari shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu.
Hadits ini mengingatkan bahwa jasad kita sempurna atau cacat, bentuk dan wajah kita indah atau kurang, harta kita sedikit atau banyak, bukan itu yang dilihat Alloh ta’ala, namun yang dilihat adalah: Kalbu (hati-hati) kalian dan amalan kalian yakni batin dan lahir.
Baiknya kalbu (batin) adalah dengan keikhlasan, dan baiknya lahir adalah dengan Mutaba’ah (mengikuti bimbingan) Rosululloh ﷺ
Secara lahiriah, seorang yang berpuasa diperintahkan untuk menahan diri dari Makan, Minum, Jima’ (mengumpuli istri) dan pembatal-pembatal puasa lainnya, diawali sejak terbit fajar Shodiq (waktu subuh), hingga tenggelam matahari.
Maka wajib bagi setiap muslim untuk benar-benar mempelajari perkara-perkara yang dapat membatalkan puasanya, baik pembatal yang disepakati atau yang diperselisihkan. Termasuk juga masalah masalah nawazil (kontemporer) yang para ulama telah membahasnya, seperti memakai infus, transfusi darah, donor darah membatalkan puasa atau tidak?
Agar lahiriah puasa baik, seorang muslim juga dituntut untuk menjaga puasanya dari kemaksiatan, terlebih kebid’ahan dan kesyirikan. Dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ membimbing umatnya agar benar benar menjaga lahiriyah ibadah shoum dari dusta, perkataan kotor, caci-maki, ghibah dan semisalnya. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengamalkannya, maka tidak ada keinginan Allah pada puasanya.” (HR. al-Bukhari no. 1804)
Agar lahiriah puasa baik, seorang muslim juga harus berupaya untuk memperbanyak amalan-amalan Sholih. Rosululloh shalallohu ‘alaihi wasallam mencontohkan, di bulan Ramadhan semangat beliau bertambah dalam melakukan amalan amalan Sholih. Maka hiasilah shoum Romadhon dengan membaca Alquran, qiyamullail lail, dzikir, shodaqoh dan amalan kebaikan lainnya.
Walhasil untuk memperbaiki lahiriah puasa seorang muslim benar benar wajib mempelajari bagaimana Rasululloh ﷺ berpuasa termasuk perkara perkara sunnah (mustahab) yang beliau contohkan seperti sahur dan mengakhirkannya, ifthar (berbuka) dan menyegerakannya. Yang seperti ini menjadikan lahiriyah puasa kita semakin baik dan diberkahi Alloh Ta’ala.
Adapun memperbaiki Batiniyah ibadah shoum, adalah dengan memperbaiki keikhlasan kita dalam menunaikan puasa Ramadhan.
Wajib atas kita memurnikan ibadah hanya untuk Alloh Ta’ala, bersih dari riya’ dan segala bentuk kesyirikan.
Agar Batiniyah ibadah puasa baik, seorang muslim juga harus meyakini bahwa puasa ramadhan adalah kewajiban dan salah satu rukun islam sebagaimana Alloh sebutkan dalam Al Qur’an.
Agar batiniyah seorang dalam berpuasa semakin baik juga harus meyakini semua yang dikabarkan oleh Alloh dan Rosul-Nya ﷺ tentang keutamaan shoum romadhon dan juga bulan ramadhan.
Rosululloh ﷺ bersabda memerintahkan agar kita berpuasa dalam keadaan iman, mengimani kewajiban puasa sebagai Rukun Islam dan nikmat Alloh yang sangat besar serta berharap pahala dan keutamaan dari sisi-Nya.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
“Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu).
Hadits ini sangat jelas menunjukkan agar kita tidak sekedar berpuasa dari sisi lahirnya, sisi batin pun wajib kita perhatikan agar kita meraih ampunan Alloh Ta’ala.
Mari kita berupaya berpuasa di bulan Romadhon sebaik-baiknya, semampu kita sebagai hamba Alloh yang sangat lemah dengan memperbaiki lahir dan batin kita. Janganlah kita berpuasa sebagaimana puasanya orang yang sekedar menahan lapar dan dahaga tanpa diiringi pengagungan kepada syareat puasa dan kurang diiringi dengan rasa syukur kepada Alloh.
_ Baca : Memberikan Kabar gembira datangnya Bulan Ramadhan.
Wajib atas kita bersyukur atas nikmat ibadah shoum, karena sungguh ibadah ini demikian banyak hikmah dan keutamaannya. Betapa banyak sabda Rasululloh ﷺ tentang keutamaan bulan ramadhan dan shoum ramadhan. Tentu semua itu untuk kita yakini dan kita syukuri. Seperti sabda beliau:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النِّيرَانِ وَصُفِدَتِ الشَّيَاطِيْنُ
“Bila datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dibelenggulah para setan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Semoga yang sedikit ini mengingatkan kita sekaligus memotivasi kita untuk bersegera mempersiapkan shoum romadhon dengan ketaqwaan, taubat nasuha dan ilmu Al Kitab dan As Sunnah, agar puasa kita nanti baik lahiriahnya dan Batiniyahnya. Amin.