Pertama, orang tersebut harus menghentikan kebiasaan banyak bersumpah. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang.” (QS. Al-Baqarah: 224)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Dan jagalah sumpahmu.” (QS. Al-Maaidah: 89)
Dia harus bertobat dari perbuatan tersebut serta memohon ampun, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima tobatnya.
Kedua, sumpah satu kali atau lebih yang diucapkan untuk satu permasalahan, maka kafaratnya berlaku untuk satu kali sumpah. Sementara itu, beberapa sumpah yang dia ucapkan untuk beberapa masalah, maka untuk setiap sumpahnya harus ditunaikan satu kafarat. Sementara itu, sumpah yang tidak terucap tidak wajib dia tunaikan kafaratnya.
Kafarat satu sumpah adalah memberi makan sepuluh orang miskin, memberi mereka pakaian, atau memerdekakan seorang budak yang beriman. Jika dia tidak mampu melakukannya, maka dia harus berpuasa selama tiga hari dan sebaiknya dilakukan secara berturut-turut. Hal ini berdasarkan firman Allah ‘Azza wa Jalla,
“Allah tidak menghukummu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukummu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak.” (QS. Al-Maaidah: 89)
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.