Ulama adalah pewaris para nabi. Mereka wajib memperhatikan keadaan kaum Muslimin agar dapat mengetahui informasi seperti apa yang sedang dibutuhkan umat, lalu diajarkan sesuai dengan Alquran dan Sunah Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam.
Ulama juga harus berupaya memahami perbedaan dan perselisihan yang terjadi di kalangan umat Islam, untuk memperbaiki kondisi di antara mereka, berusaha menyatukan dan menghimpun mereka atas dasar kebenaran.
Selain itu, ulama juga harus mengarahkan mereka pada pemahaman yang benar sehingga mereka kembali merasakan keamanan, kemuliaan, kemenangan, dan membebaskan negara dari musuh, serta mengusir orang-orang yang membuat makar terhadap mereka dan Islam.
Atas ini semua, mereka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah dengan bantuan tentara-Nya, Seruan orang-orang kafir akan dijadikan hina oleh Allah, dan kalimat Allah-lah yang mulia.
Ulama juga harus mengetahui kelemahan dan keterpurukan umat, sambil tetap berusaha melakukan hal-hal yang mengantarkan mereka kepada keselamatan agama dan dunia, membangkitkan dari kelalaian, dan membangunkan dari tidur mereka.
Dengan demikian, Allah Subhanahu wa Ta`ala akan menjadikan ulama sebagai khalifah-khalifah di muka bumi. Seperti yang telah diraih oleh umat Islam pada zaman dahulu, sehingga mereka memperoleh ketenangan hidup, menguasai dunia, dan mendapatkan kebaikan dalam segala hal.
Sebab, mereka adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Para ulama yang memberikan keputusan hukum dengan syariat Allah kepada umat Islam, tanpa ada halangan atau rintangan dari musuh.
Bahkan, perkataan mereka didengar, perintah mereka ditaati, pendapat mereka diperhitungkan, dan lain sebagainya, saat ulama menjalankan kewajiban mereka terhadap umat Islam.
Jika mereka mengamalkan hal-hal tersebut sesuai dengan Alquran dan Sunah Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam tanpa fanatik mazhab, politik, kesombongan jahiliyah, dan mengikuti hawa nafsu, maka mereka akan terbebas dari tanggung jawab.
Dan pada akhirnya, diharapkan muncul kebaikan serta keselamatan agama dan dunia, bagi mereka dan umat Islam. Begitu juga halnya dengan tokoh media Islam, jika mereka semua tetap enggan melakukan hal-hal tersebut, ridha dengan keterpurukan, berat dalam melaksanakan kewajiban, mengikuti hawa nafsu, bahkan lebih memilih tenang dan santai, maka mereka berhak menerima azab.
Kondisi mereka akan semakin bertambah rendah dan hina, sebagai balasan atas perbuatan mereka. Ini sesuai firman Allah Ta`ala,
“Maka sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat datang, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata: “Kami akan diberi ampun”. Dan kelak jika harta benda dunia sebanyak itu (pula)datang kepada mereka, niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya?. Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti?” (QS. Al-A’raaf : 169)
Semoga Allah memberi taufik kepada para ulama untuk melaksanakan kewajiban mereka dan bermanfaat bagi kaum Muslimin.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.