Para wali Allah adalah mereka yang beriman dan bertakwa sebagaimana difirmankan oleh (Allah) Ta’ala,
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(62) (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)
Keimanan dan ketakwaan adalah bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam, dan meninggalkan segala larangan dari Allah baik berbentuk bid’ah, khurafat maupun syirik.
Dan para wali syetan dan pengikutnya adalah orang-orang musyrik, menyeleweng dan melakukan bid’ah, senantiasa mematikan sunnah, menghidupkan bid’ah dan pelanggaran. (Allah) Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” (QS. An-Nahl: 100)
Orang yang merasa atau dijadikan sebagai wali, bukanlah wali sehingga orang tersebut mengesakan Allah, senantiasa mengamalkan al-Quran dan as-Sunnah dan menjauhi syirik dan bid’ah.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.