Allah Ta'ala berfirman,
ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ
"Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam." (QS. Al-Baqarah: 187)
Penganut Syiah berpendapat dengan ayat ini bahwa waktu berbuka puasa adalah setelah terlihat bintang di malam hari. Mereka juga mengambil dari kisah Nabi Ibrahim,
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا
"Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang." (QS. Al-An'aam: 76)
Bagaimana sanggahan terhadap pendapat mereka? Sebab, mereka mengingkari hadis-hadis yang telah kami sampaikan (mengenai hal ini) dan berdalih bahwa Alquran lebih argumentatif daripada hadis.
Apabila matahari telah terbenam, maka orang yang berpuasa dibolehkan berbuka. Terbenamnya matahari adalah awal malam. Ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam,
إذا أقبل الليل من هاهنا وأدبر النهار من هاهنا وغربت الشمس فقد أفطر الصائم
“Apabila malam telah datang dari arah sana (timur), siang beranjak pergi dari arah sana (barat), dan matahari terbenam, maka telah tiba saatnya berbuka bagi orang yang berpuasa.”
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.