Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

menyusu kepada neneknya yang sudah tua dan tidak lagi mengeluarkan air susu

2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Menyusu Kepada Neneknya Yang Sudah Tua Dan Tidak Lagi Mengeluarkan Air Susu

Pertanyaan

Saat saya melamar sepupu saya putri dari paman yang merupakan saudara ibu paman mengatakan bahwa saya pernah disusui oleh nenek dari putrinya itu, yakni ibunya paman. Namun karena sudah tua, dia tidak lagi memproduksi ASI. Saya memohon kepada Anda untuk memberikan fatwa terkait masalah ini.

Jawaban

Jika realitasnya seperti yang disebutkan dalam pertanyaan, bahwa air susu nenek yang pernah menyusuinya itu tidak keluar, maka dia boleh menikahi putri pamannya yang dijelaskan dalam pertanyaan. Namun, harus dipastikan bahwa tidak ada air susu yang keluar saat penyusuan itu terjadi.

(Mencari kepastian itu) dapat dengan bertanya kepada wanita yang menyusuinya jika masih hidup, atau lewat orang lain yang mengetahuinya ketika dia menyusui anak itu. Ini perlu dilakukan jika proses menyusuinya sampai lima kali atau lebih, sebelum bayi berusia dua tahun. Apabila kurang dari lima kali susuan maka tidak ada pengaruhnya dalam urusan mahram.

Karena dalam sebuah hadis, Aisyah radhiyallahu `anha berkata, “Di antara wahyu yang dulu diturunkan dalam Alquran ‘sepuluh kali susuan yang telah diketahui (caranya) itu menjadikan mahram’. Namun kemudian wahyu itu di-naskh (dihapus) dengan ayat, ‘lima kali susuan yang diketahui’. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meninggal dan ayat itulah yang kita baca dalam Alquran sekarang.” (HR. Muslim).

Apabila penyusuan itu terjadi setelah usia bayi lebih dari dua tahun, maka tidak ada pengaruh atas status mahram. Dasarnya adalah firman Allah Ta’ala,

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ

“Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” (QS. Al-Baqarah: 233)

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'