Berdasarkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, shalat Id hanya dilakukan satu kali. Beliau tidak pernah melakukannya dua kali.
Bahkan ketika Ali radhiyallahu ‘anhu keluar menuju tanah lapang, dia mewakilkan kepada Abu Mas’ud al-Badari radhiyallahu ‘anhu untuk shalat bersama orang-orang lemah di masjid. Namun, Ali radhiyallahu ‘anhu tidak menunaikan shalat lagi bersama mereka. Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,
” Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini yang bukan berasal dari urusan agama kami, maka perkara itu tertolak”. (Muttafaq ‘Alaih dari hadis Aisyah radhiyallahu ‘anha).
Adapun menurut redaksi hadits dari Muslim,
“Barangsiapa melakukan suatu perbuatan yang tidak berdasarkan urusan (agama) kami, maka perbuatan tersebut tertolak”.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa mereka tidak boleh menunaikan shalat Id sebelum menunaikannya di tanah lapang tempat shalat Id kaum Muslimin. Bahkan mereka wajib menunaikan shalat Id satu kali di tanah lapang bersama kaum Muslimin, sesuai dengan sunnah dan menjauhi bidah.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.