Seseorang boleh bernama dengan nama yang sesuai dengan nama Allah, di mana nama tersebut bukan sifat khusus bagi dirinya, seperti al-Malik. Disebutkan dalam al-Quran,
“Raja berkata, “Bawalah dia kepadaku.” (QS. Yusuf: 50)
Dan seperti Alim dan Halim. Allah Ta’ala berfirman,
“Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.” (QS. Ash-Shaafaat: 101)
Allah Ta’ala juga berfirman,
“Dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishaq).” (QS. Adz-Dzaariyaat: 28)
Dan seperti Rauuf Rahiim. Allah Ta’ala berfirman mengenai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128)
Perlu dipahami bahwa terdapat perbedaan antara nama-nama Sang Pencipta dan nama-nama makhluk. Allah Subhanahu tidak satu pun yang dapat menyerupai-Nya, tidak pada zat-Nya, tidak pada nama-nama-Nya, dan tidak pula pada sifat-sifat-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuura: 11)
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.