Seorang Muslim diharuskan untuk menasehati Muslim yang lain, mengarahkannya kepada jalan yang benar, memperingatkannya dari perilaku yang menyimpang dan berdakwah kepadanya denga lemah lembut, semoga Allah membukakan hatinya dan melapangkan jiwanya untuk menerima kebenaran. Tidak sepatutnya seorang Muslim mencela saudara-saudaranya dan mencari-cari kesalahan serta kekhilafannya. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan Makhul dari Watsilah bin al-Asqa’, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Janganlah kamu menampakkan rasa gembira saat saudaramu sesama Muslim menderita kesusahan. Hal itu menjadi sebab Allah menyayanginya dan menimpakan cobaan pada dirimu.” Tirmidzi di dalam al-Jami’ al-Shahih, nomor 2506 berkata, “Hadis ini hasan gharib.”
Dan al-Baghawi menyebutkannya di dalam kitab Syarh al-Sunnah, Vol. 13, hlm. 141. Al-Hafizh Ibnu Hajar menghasankannya dengan syahidnya (riwayat penguat yang lain) yang diriwayatkan oleh Khalid bin Ma`dan,
“Barangsiapa mencela saudaranya karena melakukan suatu dosa (padahal dia telah bertaubat), maka dia tidak akan meninggal dunia hingga dia melakukan dosa tersebut.”
al-`Ajluni berkata di dalam kitab Kasyf al-Khafa’, Vol. 2, hlm. 365, “Diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Mani’, Thabrani dan yang lainnya dari Mu`adz sebagai hadis marfu`. Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadis hasan gharib dan sanadnya tidak muttashil (bersambung).” Ibnu Mani’ berkata, “Mereka berkata, “Maksudnya dari dosa yang pelakunya telah bertaubat darinya.” Al-Baihaqi meriwayatkan dari Yahya bin Jabir, dia berkata, “Tidaklah seseorang mencela orang lain dengan suatu kesalahan, melainkan Allah akan mengujinya dengan kesalahan tersebut.” Juga berdasarkan hadis yang terdapat di ash Shahihain (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim) dari `Aqil dari Ibnu Syihab bahwa Salim memberitahunya, bahwa Abdullah bin Umar radhiyallahu `anhuma memberitahunya bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda,
“Seorang Muslim adalah saudara Muslim yang lainnya; dia tidak menzaliminya dan tidak pula menyerahkannya kepada kebinasaan. Barangsiapa membantu saudaranya, maka Allah membantunya. Barangsiapa melapangkan kesulitan seorang Muslim, maka Allah melapangkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi keburukan seorang Muslim, maka Allah akan menutupi keburukannya pada hari kiamat.” Ini adalah redaksi Bukhari Vol. 3, hlm. 98.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.