Injil yang ada sekarang ini bukanlah Injil yang asli seperti yang diturunkan oleh Allah Jalla wa `Ala, karena di dalamnya banyak penyelewengan, kebohongan, penambahan, pengurangan, dan perkataan yang tidak layak dinisbatkan kepada Allah Ta`ala. Allah telah menjelaskan hal itu dalam kitab-Nya,
“Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al-Kitab, padahal ia bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah”, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali-Imran: 78)
Dan (Allah) Ta’ala berfirman,
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 79)
Jadi seorang Muslim tidak patut membaca kitab Yahudi dan Nasrani. Nabi shallallahu `alaihi wa sallam menolak Umar ketika melihatnya membawa selembar Taurat. Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda,
“Bukankah isinya hanya orang-orang yang jahil wahai Ibn al-Khaththab? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, saya datang kepada kalian dengan membawa cahaya yang terang…Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa hidup maka tidak ada jalan lain baginya selain mengikutiku.”
Dan dalam riwayat Abdullah bin Tsabit, ” Maka Umar berkata, “Saya rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi”.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.