Jika seorang muadzin mengumandangkan adzan, dianjurkan orang yang mendengarnya mengikuti apa yang diucapkannya kecuali ketika mengumandangkan kalimat “hayya `ala-sh-shalaah” dan “hayya `ala-l-falaah”, maka yang mendengar mengucapkan, “laa hawla wa laa quwwata illaa bi-llaahi (tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah).
Jika sedang membaca al-Quran hendaknya menyelesaikan bacaannya dan mengikuti bacaan muadzin, kemudian melanjutkan kembali bacaanya, berdasarkan sabda Nabi shallallahu `alaihi wa sallam,
“Apabila engkau mendengar seseorang mengumandangkan adzan, maka ucapkanlah seperti yang ia ucapkan. Kemudian bersalawatlah kepadaku, karena barangsiapa bersalawat sekali kepadaku, maka Allah membalasnya sepuluh kali kepadanya. Kemudian mintalah kepada Allah untukku wasilah, karena sungguh ia adalah kedudukan yang tinggi di surga yang tidak patut (diraih) kecuali oleh seorang hamba dari kalangan hamba-hamba Allah. Dan aku berharap akulah orangnya. Maka barangsiapa yang memohon wasilah kepada Allah untukku, niscaya ia berhak mendapatkan syafaat.”
Dan berdasarkan sabda Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam,
“Barangsiapa berkata ketika mendengar adzan, “Allahumma Rabba haadzihi-d-da’wati-t-taammah, wa-sh-shalaati-l-qaa’imah, aati Muhammadani-l-wasiilata wa-l-fadhiilah, wa-b’atshu maqaamam-mahmuudanil-ladzii wa’ad-tah” (Ya Allah, Pemilik seruan yang sempurna ini dan shalat yang tegak, berilah Muhammad kedudukan wasilah dan keutamaan dari seluruh makhluk, serta bangkitkanlah dia pada posisi terpuji yang Engkau janjikan), maka syafaatku halal baginya pada hari kiamat kelak.”
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.