Manusia dilahirkan dalam kondisi bertauhid secara murni seperti yang disebutkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (sesuai dengan asal kejadiannya). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”
Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu `Anhu.
Akan tetapi, fitrah yang suci tersebut tidak cukup untuk mengetahui rincian tauhid dan cara beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Itu hanya bisa diketahui dengan cara belajar, mendalami ajaran agama, mengikuti dan patuh kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sebab, Rasulullah adalah orang yang menyampaikan rincian ajaran agama dan ibadah dari Allah yang dibutuhkan oleh para hamba-Nya. Dengan cara seperti itulah seorang muslim bisa mengetahui ibadah yang menjadi tujuan penciptaannya seperti yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariiyaat: 56)
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.