Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

manhaj al-mukrami dalam menunaikan ibadah haji

2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Manhaj Al-Mukrami Dalam Menunaikan Ibadah Haji

Pertanyaan

Para pengikut manhaj al-Mukrami saat menunaikan ibadah haji selalu ditemani salah seorang pembuka jalan dari pengikut al-Mukrami. Di tengah jalan, dia akan meminta kepada semua orang yang baru melaksanakan haji pertama kali agar bersedia memberikan kurban (sembelihan) nazar. Selain itu, mereka juga meminta kepada orang-orang yang bersama mereka untuk melakukan tawaf tujuh kali di Baitullah dengan niat tawaf Nisa,' bukan tawaf umrah atau haji.

Jawaban

Pernyataan mereka bahwa “Pengikut al-Mukrami yang sedang menunaikan ibadah haji harus ditemani salah seorang pengikut al-Mukrami” adalah syarat yang tidak benar. Bahkan, syarat tersebut adalah syarat yang batil dan bertentangan dengan syariat Islam. Untuk itu, syarat seperti itu wajib dikesampingkan dan tidak perlu diperhitungkan.

Namun, setiap muslim wajib belajar agama Islam dan mengetahui hukum-hukum yang berkaitan dengan haji dan ibadah-ibadah yang lain. Dengan begitu, dia bisa mengerjakan ibadahnya -baik haji maupun yang lainnya- dengan benar. Hal itu berdasarkan sabda Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam,

من يرد الله به خيرًا يفقهه في الدين

“Barangsiapa yang diinginkan oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, maka Dia membuatnya memahami agama-Nya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Sementara itu, permintaan pengikut al-Mukrami (saat dalam perjalanan haji) kepada semua orang yang baru melaksanakan haji pertama kali agar memberikan kurban nazar dan permintaan mereka kepada orang-orang yang bersamanya agar melakukan tawaf tujuh putaran di Baitullah dengan niat tawaf Nisa’ tersebut adalah bid’ah dan tidak dibenarkan dalam agama Islam.

Bahkan, hal itu merupakan upaya untuk membuat syariat agama yang dilarang oleh Allah. Mari kita memohon kepada Allah agar memberikan pertolongan kepada semua orang dalam mencari kebenaran dan menjaga mereka dari penyimpangan dan kesesatan.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'