Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

macam-macam bid`ah

2 tahun yang lalu
baca 1 menit
Macam-macam Bid`ah

Pertanyaan

Imam an-Naisaburi meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu `anhuma bahwa nama-nama ashabul kahfi dapat digunakan untuk obat, melarikan diri dari bahaya, dan mematikan api tuliskan di atas potongan kain, kemudian dilemparkan ke tengah-tengah api. Itu juga bisa digunakan untuk membantu anak agar tidak sering menangis dengan meletakkannya di bawah kepalanya di dalam ayunan. Dan, masih banyak keterangan tentang faidah lainnya. Nama-nama ashabul kahfi adalah: Yamlikha, Saktalina, Misallina, Martellius, Purtus, Sidemius, Casitius, dan Qithmir. Apakah semua itu benar, dan apakah boleh memakai nama-nama tersebut? Ada riwayat dari Aisyah radhiyallahu `anha, dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda, "Siapa yang menulis lima ayat pada hari Jumat, yang di dalamnya ada lima puluh huruf Qaf. Kemudian dia memasukkannya ke dalam air dan meminumnya, maka di dalam tubuhnya akan dimasukkan kesembuhan, obat, seribu kasih sayang, seribu ampunan, seribu keyakinan, seribu kekuatan, dan seratus ribu cahaya. Setiap penyakit, penderitaan, kesedihan, dan kegalauan, akan dicabut dari dirinya." Ada pula riwayat dari Salman al-Farisi radhiyallahu `anhu yang bertanya, "Wahai Rasulullah, saya senantiasa berbuat dosa sepanjang hidup saya, dan kini saya usia saya sudah hampir habis. Ajarkanlah saya sesuatu yang jika saya baca, hidup saya akan lebih panjang, dosa saya diampuni, dan keinginan saya terpenuhi. Kemudian, Rasulullah `Alaihi ash-Shalatu wa as-Salam mengajarkan lima ayat ini, dan berkata, "Siapa pun yang membaca lima ayat ini dan membawanya (di potongan kain atau kertas), maka akan dipanjangkan umurnya, diampuni dosanya, dan dikabulkan keinginannya. Yaitu empat ayat berturut-turut dari Surat al-Baqarah, akhir Surat al-Maidah, dan satu ayat Surat ar-Ra'd." Apakah boleh menuliskan ayat Al-Quran dalam huruf yang terpisah-pisah lalu ditempelkan di tubuh orang gila, dalam rangka menyembuhkan sakitnya dengan izin Allah, jika ditulis dengan alat yang suci? Allah telah memberi saya kemampuan yang luar biasa. Ketika saya duduk dekat orang yang terkena sihir dan meletakkan tangan kanan di kepalanya sambil membacakan ayat ruqyah, maka orang yang tersihir itu mampu melihat sihir yang ada di dalam tubuhnya melalui dinding seperti sedang menonton televisi. Peristiwa seperti ini pernah terjadi lebih dari tiga kali. Apakah semua itu membuat saya berdosa? Perlu diketahui bahwa saya menulis lafazh Allah dengan minyak saffron di atas piring, kemudian saya basuh dengan air untuk diminumkan kepada korban sihir, dan sebagiannya saya bilaskan ke kepalanya. Apakah perbuatan ini berdosa? Saya juga pernah membaca sebuah catatan yang ditulis oleh Sayyidina Ali radhiyallahu 'anhu, yang langsung didiktekan oleh Sayyidina Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, pimpinan bagi seluruh manusia. Kemudian, catatan itu diberikan kepada Abu Dujanah yang meletakkannya di dalam rumah karena mengaku bahwa rumahnya banyak dikunjungi (diganggu oleh jin). Apakah saya boleh menuliskan catatan yang sama sebagai bentuk teladan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, lalu kami letakkan di rumah yang diganggu makhluk halus?

Jawaban

Semua yang Anda sebutkan itu tidak ada dalilnya. Tindakan-tindakan itu adalah perilaku orang yang sesat. Oleh karena itu, Anda wajib menjauhinya dan memperingatkan orang-orang untuk meninggalkannya.

Anda harus merujuk kembali kepada kitab-kitab hadits otentik (dan dapat dijadikan sebagai acuan hukum) seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, as-Sunan al-Arba’ah (empat kitab hadits berdasarkan tema fikih karya Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah), dan kitab hadits lainnya.

Anda juga harus merujuk kepada buku-buku akidah seperti karya Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah, Imam Ibnu al-Qayyim, dan Syekh al-Islam Sang Pembaharu Muhammad bin Abdul Wahhab. Semoga Allah memberi manfaat dengan kitab-kitab tersebut.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'
Sumber Tulisan:
Macam-macam Bid`ah