Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

klaim bahwa buddha adalah seorang nabi

2 tahun yang lalu
baca 1 menit
Klaim Bahwa Buddha Adalah Seorang Nabi

Pertanyaan

Bagaimana hukum Islam memandang seseorang yang mengatakan bahwa Buddha (Siddharta Gautama) adalah nabi? Bagaimana pula jika seseorang mengatakan bahwa sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma tidak tahu sedikit pun tentang politik atau, dalam dialek Maroko, "Ia kurang dalam berpolitik"? Perlu diketahui bahwa kata ini menunjukkan sikap tidak hormat kepada sahabat Nabi. Lalu bagaimana hukumnya jika seseorang mengklaim bahwa orang yang berani mengucapkan itu adalah zindik (imannya sesat; kafir) dan hina, dengan kata lain menghukuminya sebagai zindik?

Jawaban

Buddha bukan nabi. Dia hanyalah seorang filsuf kafir yang beribadah bukan menurut agama samawi. Orang yang meyakini kenabian Buddha adalah kafir. Para pengikutnya telah melampaui batas dalam memperlakukannya hingga meyakininya memiliki sifat ketuhanan, menyembahnya, dan tidak menyembah Allah. Dari dulu hingga sekarang banyak orang memeluk agama Buddha yang memuja berhala. Seorang muslim wajib membenci agama tersebut dan para pemeluknya dan menolak dan menentang mereka karena Allah.

Mengenai Abdullah bin Umar bin Khattab, ia adalah seorang sahabat agung. Ia salah seorang sahabat agung di antara kaum Muhajirin dan merupakan ulama dan pembesar mereka. Umat Islam wajib mencintainya sama seperti mencintai para sahabat yang lain dan meminta keridaan Allah untuk mereka. Para sahabat atau salah seorang sahabat tidak boleh diremehkan karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

لا تسبوا أصحابي فوالذي نفسي بيده لو أنفق أحدكم مثل أحد ذهبًا ما بلغ مد أحدهم ولا نصيفه

“Janganlah kalian mencaci sahabat-sahabatku. Demi Allah yang menggenggam jiwaku, sekiranya seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya infak tersebut tidak akan dapat menyamai infak sebesar satu mud atau setengah mud yang diberikan oleh salah seorang dari mereka.”

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'