Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

jumlah adzan shalat jumat

setahun yang lalu
baca 2 menit
Jumlah Adzan Shalat Jumat

Pertanyaan

Jumlah adzan Jumat. Bagi Mazhab Malikiyah, adzan Jumat 3 kali setelah imam masuk. Mazhab Hanabilah menganggap ini bidah. Orang yang melakukannya shalat Jumatnya tidak sah karena nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam hanya adzan satu kali saja. Oleh karena itu, mereka mendirikan masjid sendiri untuk menjauhi bidah ini. Masalah pertama dan kedua adalah penyebab utama atas perpecahan masjid-masjid. Orang bermazhab Malikiyah yang meninggal tidak dimintakan ampun karena dia mati dalam keadaan kafir.

Jawaban

Yang disyariatkan dalam shalat Jumat setelah imam masuk hanya ada satu adzan, sebagaimana yang berlangsung di masa nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Menambah adzan tidak diperbolehkan dan dianggap sebagai bidah, dengan dalil sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam,

من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد

“Barangsiapa melakukan suatu perbuatan yang tidak berdasarkan urusan (agama) kami, maka perbuatan tersebut tertolak”.

Barangsiapa melakukannya, dia berdosa. Namun, shalat Jumatnya tidak batal. Semua orang hendaknya saling berkomunikasi dan berdiskusi masalah ilmu dengan bijaksana dan cara yang baik serta niat yang baik, tanpa kekerasan, fanatisme, dan saling memutuskan silaturrahim. Semoga Allah memperbaiki kondisi kita semua.

Adzan pertama hari Jumat merupakan kebiasaan Khulafaur Rasyidin yang dilakukan Utsman bin Affan (semoga Allah meridhainya) dan disetujui oleh shahabat pada waktu itu, termasuk Ali Radhiyallahu `Anhu. Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam telah bersabda:

عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي، تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور، فإن كل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة

“Hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunah (ajaran)-ku dan sunah Khulafaur Rasyidin sepeninggalku. Peganglah sunah tersebut erat-erat dan gigitlah dengan gigi gerahammu. Jauhilah perkara yang diada-adakan karena setiap yang diada-adakan adalah bidah dan setiap bidah adalah kesesatan”.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'