Barangsiapa tertidur, belum menunaikan shalat witir dan bangun ketika terbit fajar, maka witirnya diganti setelah ketika posisi matahari naik setinggi tombak dan dilakukannya dengan bilangan genap (maksudnya dengan bilangan salat duha) sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu `alaihi wa sallam.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.