Hukumnya mengikuti hukum ibunya, yaitu mengikuti ibunya menurut pendapat yang benar dari pendapat para ulama. Apabila ibunya seorang Muslimah maka anaknya termasuk Muslim, dan jika ibunya seorang kafir maka anaknya termasuk kafir, dan dinasabkan kepada ibunya bukan kepada lelaki yang berzina dengannya tanpa ikut serta memikul dosa dari perzinaan ibunya dan lelaki tersebut berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta`ala,
“Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.” (QS. Al-An’aam: 164)
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.