Pertama, hendaklah Anda membekali diri dengan ilmu yang bermanfaat dari Alquran dan Sunah, sebagaimana perintah Allah Ta’ala
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik” (QS. An-Nahl : 125)
Yang dimaksud hikmah dalam ayat ini adalah ilmu. Allah Ta’ala juga berfirman
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.”” (QS. Yusuf : 108)
Yang dimaksud dengan bashirah (hujah yang nyata) dalam ayat ini adalah ilmu sehingga orang bodoh tidak layak untuk berdakwah.
Kedua, amal saleh. Allah Ta’ala berfirman
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh” (QS. Fush-shilat : 33)
Nabi Syu`aib ‘Alaihissalam berkata
” Dan aku tidak berkehendak menyalahimu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang.” (QS. Huud : 88)
Oleh karena itu, seorang dai disyaratkan untuk berusaha sekuat tenaga mengamalkan apa yang dia dakwahkan kepada masyarakat hingga orang-orang bisa meneladaninya dan berprasangka baik kepadanya, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?”(2) “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff : 2-3)
Ketiga, bersabar atas apa yang menimpanya. Allah berfirman tentang Luqman al-Hakim bahwasanya dia berkata kepada anaknya
” Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman : 17)
Dan Allah Ta’ala berfirman
“Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr : 29-31)
Keempat, berlemah lembut kepada orang yang didakwahi dan mengajaknya secara halus kepada kebaikan. Allah Ta’ala berfirman
“”Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Thaahaa : 44)
Dan Allah Ta’ala berfirman
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik” (QS. An-Nahl : 125)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali-‘Imran : 29-31)
Kelima, memulai dakwah dengan hal yang paling penting, yaitu dengan memperbaiki akidah kemudian sedikit demi sedikit melanjutkannya dengan yang lain sebagaimana yang dilakukan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada periode Makkah dan Madinah.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.