Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam biasa berlindung kepada Allah dari empat hal setelah taysahud (akhir), dan memerintahkan para sahabat beliau agar berlindung dari empat hal tersebut. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu `anhuma; dari Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam di mana beliau berdoa setelah tasyahud (akhir)
“Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahanam, siksa kubur, kejahatan al-Masih ad-Dajjal, dan dari fitnah kehidupan serta kematian”
(HR. Abu Dawud)
Dari Aisyah radhiyallahu `anha yang menginformasikan bahwa Nabi Shallallhu `Alaihi wa Sallam berdoa ketika shalat (setelah tasyahud akhir)
“Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, al-Masih ad-Dajjal, dan dari fitnah kehidupan serta fitnah kematian. Aku juga berlindung kepada-Mu dari hutang dan dosa.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i dan at-Tirmidzi)
Ada dalil dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu yang berkata bahwa Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda,
“Apabila salah seorang dari kalian telah selesai membaca tasyahhud akhir, maka hendaknya ia berlindung kepada Allah dari empat hal, yaitu: dari siksa Jahanam, siksa kubur, fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan al-Masih ad-Dajjal.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i)
Rasulullah Shallallahu` Alaihi wa Sallam juga pernah mengajarkan Abu Bakar ash-Shiddiq doa selain di atas. Abu bakar radhiyallahu `anhu meminta kepada Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam,
“Ajarilah aku sebuah doa yang bisa kupanjatkan dalam shalatku!” Nabi menjawab, “Katakanlah, ‘Ya Allah, Aku telah banyak menzalimi diri sendiri dan tidak ada yang mampu mengampuni dosa melainkan Engkau, maka berilah ampunan kepadaku dari sisi-Mu. Rahmatilah aku, sungguh Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam juga bersabda,
“Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan setiap kali selesai shalat membaca: “Allaahumma a`innii `alaa dzikri-ka wa syukri-ka wa husni `ibaadati-ka (Ya Allah anugerahkanlah pertolongan kepadaku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah yang baik kepada-Mu”
Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam memberi kelonggaran kepada umat beliau dalam berdoa setelah tasyahud akhir, sebagaimana hadits dari Ibnu Mas`ud radhiyallahu `anhu yang berkata,
“Kami apabila duduk (tasyahud) dalam shalat bersama Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam, kami biasa mengucapkan: “Assalaamu`ala-llah min `ibaadihi, Assalaamu`ala Fulaan wa Fulaan” (Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada Allah dari hamba-hamba-Nya, salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada si Fulan dan si Fulan). Kemudian Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam menegor, ‘Janganlah kalian mengatakan “Assalaamu`ala-lla-h ” karena Allah sendiri adalah ”as-Salaam” akan tetapi ucapkan “at-tahiyyaatu li-llaah wa-sh-shalawaatu wa-th-thayyibaat, assalaamu`alaika ayyuha-n-nabiyyu wa rahmatu-llaahi wa barakaatuh, assalammu `alai-naa wa `alaa `ibaadi-llaahi-sh-shaalihiin (Segala penghormatan, segala salawat dan segala yang baik-baik adalah milik Allah. Salam sejahtera semoga dilimpahkan kepadamu, Nabi, dan rahmat Allah serta berkah-berkah-Nya. Salam sejahtera pula semoga dilimpahkan kepada kami dan semua hamba Allah yang saleh).’ Sungguh jika kalian mengucapkan itu, niscaya akan sampai kepada setiap hamba Allah yang saleh di langit dan bumi atau dari langit dan bumi. ‘Asyhadu allaa Ilaaha illa-llaah wa asyhadu anna Muhammadan `abduhu wa rasuuluh (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad hamba-Nya dan utusan-Nya)’ Kemudian hendaknya salah seorang di antara kalian memilih doa yang dikehendakinya, lalu berdoa dengannya.”
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan yang lainnya dengan lafaz yang semakna)
Dengan demikian, Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam telah menjelaskan dengan sabda beliau dan mengajarkan kepada para sahabat bahwa pintu doa itu sangat luas. Akan tetapi, doa yang lebih utama bagi orang yang sedang shalat ialah doa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu `anhum.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.