Tidak pernah ada riwayat tentang doa ini dari Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam atau salah seorang shahabat. Doa tersebut terkenal di kalangan sufi yang berlebihan. Itu tidak sejalan dengan syariat karena bertentangan dengan dalil yang ada, di antaranya firman Allah Ta`ala,
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?” (QS. Az-Zumar: 9)
Allah juga berfirman tentang para nabi dan orang-orang saleh,
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo`a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu` kepada Kami.” (QS. Al-Anbiyaa’: 90)
Allah menciptakan surga dan menjanjikannya untuk orang-orang bertakwa. Allah juga menciptakan neraka dan menjadikannya sebagai ancaman bagi orang-orang kafir.
Allah telah menjelaskan kenikmatan surga dan siksa neraka di akhirat kelak untuk menyemangati hamba-Nya dalam beribadah. Oleh karena itu, kita wajib meninggalkan doa seperti di atas.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.