Radaksi hadits tentang istikharah berbunyi,
“Ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, agamaku, kehidupanku.”
Hadits tersebut menjelaskan bahwa Allah mengetahui dan Maha meliputi segala-segalanya. Seorang hamba tidak mempunyai sedikit pun dari ilmu tersebut, kecuali sesuai dengan apa yang diajarkan dan diberikan oleh Allah kepadanya. Ungkapan dari doa tersebut tidak boleh dipahami sebagai pengingkaran atau penyangsian ilmu dari Allah. Maha suci Allah dari anggapan tersebut.
Allah Maha Mengetahui hakikat pilihan yang diminta oleh seorang hamba sebelum dan sesudah dia diciptakan dan mengetahui tempat kembalinya nanti. Makna dari doa tersebut adalah: Apabila perkara ini di dalam ilmu Engkau sebelumnya adalah baik untuk saya .. dan seterusnya atau perkara ini buruk bagi saya. Perkara inilah yang tidak diketahui oleh hamba yang memohon agar diberikan pilihan terbaik untuk dirinya, tetapi hal itu diketahui oleh Allah Subhanahu.
Seorang hamba harus meminta kepada Allah agar Dia memberikan ilham kepadanya dan memberinya taufik menuju kebaikan serta melindungi dirinya dan menjauhkan kejahatan dari dirinya. Hal itu tidak diketahui kecuali oleh Allah. Oleh karena itu, seyogyanya Anda menghindari pikiran tersebut yang mungkin dapat merusak akidah Anda dan mempengaruhi agama Anda.
Hendaklah Anda berbaik sangka kepada Allah karena sesungguhnya Allah berada pada persangkaan hamba-Nya. Anda juga harus bertanya kepada para ulama yang ilmu pengetahuan mereka terpercaya tentang urusan agama yang Anda bingungkan.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.