Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

dana sumbangan untuk ibu yang lumpuh

2 tahun yang lalu
baca 1 menit
Dana Sumbangan Untuk Ibu Yang Lumpuh

Pertanyaan

Ibu saya telah lanjut usia dan menderita lumpuh setengah badan. Beliau dirawat di rumah sakit al-Hamadi, Riyadh, atas biaya kami sendiri. Perawatan itu membutuhkan biaya sebesar 15.060 riyal. Sebagian kerabat kami memberi sumbangan dana. Salah satu keluarga raja juga memberi bantuan. Semoga Allah membalas kebaikannya. Akhirnya, terkumpullah uang sebanyak 32.700 riyal. Lalu, kami membayar biaya rumah sakit sebesar 15.060 riyal dari dana yang terkumpul itu. Sebagiannya digunakan untuk membiayai pembuatan ruang tambahan di dalam rumah untuk ibu saya. Sementara sisanya, beliau izinkan saya untuk mengambil dan menggunakannya untuk keperluan pribadi. Apakah saya boleh mengambilnya atau tidak? Apakah saya boleh menerima bantuan dana lainnya dari kaum Muslimin atau tidak? Sebab, saya adalah wakil dan anaknya. Mohon penjelasan masalah ini.

Jawaban

Sisa uang sumbangan bagi ibu Anda yang lumpuh dipergunakan untuk memenuhi kebutuhannya saja. Anda tidak boleh menggunakannya untuk keperluan pribadi. Anda juga tidak boleh menerima sumbangan lain untuk ibu Anda kecuali jika dibutuhkan saja. Jika memang memungkinkan Anda sendiri yang memenuhi kebutuhan tersebut, maka itu kewajiban Anda sebagai bentuk bakti kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al-Israa’: 23)

Pemberian nafkah merupakan bentuk bakti kepada orang tua. Dalam kitab Shahih (Bukhari atau Muslim) diriwayatkan bahwa ketika,

سئل النـبي صلى الله عليه وسلم: من أبر؟ قال: أمك، قال: ثم من؟ قال: أمك، قـال: ثـم من؟ قال: أمك

“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ditanya, “Siapakah orang yang berhak mendapatkan bakti saya?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Lalu siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Dia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu.””

Memberi nafkah adalah bentuk bakti kita.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'