Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

berdalil dengan ayat-ayat bukan pada tempatnya

2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Berdalil Dengan Ayat-ayat Bukan Pada Tempatnya

Pertanyaan

Saya adalah laki-laki yang berasal dari desa. Ketika bertemu dengan orang-orang kota, saya sempat berdebat dengan mereka lalu mereka menekan saya dengan berdalil kepada ayat ini,
الأَعْرَابُ أَشَدُّ كُفْرًا وَنِفَاقًا
"Orang-orang Arab Badwi itu kekafiran dan kemunafikannya lebih keras." (QS. At-Taubah: 97) Perlu disampaikan bahwa saya adalah laki-laki Muslim dan tidak menyekutukan Allah. Tolong berilah penjelasan kepada kami. Semoga Allah memberikan pemahaman agama kepada Anda sekalian. Semoga Allah juga memberi balasan yang lebih baik kepada Anda. Kami harap Anda berkenan menjelaskan tafsir ayat ini. Apakah di zaman kita sekarang ada orang badui? Apa perbedaan antara orang Arab dan orang yang di-Arabkan (Arab Musta'rabah)? Catatan: Perlu juga disampaikan bahwa kami adalah pengikut manhaj salaf saleh radhiyallahu 'anhum.

Jawaban

Banyak orang keliru dalam masalah seperti ini, seperti berdalil dengan ayat-ayat Al-Qur’an al-Karim bukan pada tempatnya, seperti menghadapi orang badui Muslim dengan firman Allah Ta’ala,

الأَعْرَابُ أَشَدُّ كُفْرًا وَنِفَاقًا

“Orang-orang Arab Badwi itu kekafiran dan kemunafikannya lebih keras.” (QS. At-Taubah: 97) dan seterusnya.

Setelah ayat di atas yang terdapat dalam surah at-Taubah Allah Ta’ala berfirman,

وَمِنَ الأَعْرَابِ مَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنْفِقُ قُرُبَاتٍ عِنْدَ اللَّهِ وَصَلَوَاتِ الرَّسُولِ أَلا إِنَّهَا قُرْبَةٌ لَهُمْ سَيُدْخِلُهُمُ اللَّهُ فِي رَحْمَتِهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan di antara orang-orang Arab Badwi itu, ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)- Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taubah: 99)

Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh mendebat saudaranya sesama Muslim dan memancing amarahnya dengan berdalil kepada hujah yang bukan pada tempatnya dan ia tidak boleh berdalil kepada ayat-ayat Al-Qur’an bukan pada tempatnya.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'