Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

apakah wali allah dapat menolong orang lain dari jarak jauh?

3 tahun yang lalu
baca 3 menit
Apakah Wali Allah Dapat Menolong Orang Lain Dari Jarak Jauh?

Pertanyaan

Jawaban

Orang yang masih hidup, baik wali atau bukan, dapat membantu orang lain yang membutuhkannya dalam cara-cara yang umum. Misalnya dengan mengirimkan uang, mengajukan permohonan ampunan di hadapan penguasa, menyelamatkannya dari kesulitan, dan perbuatan lainnya yang masih dalam lingkup kemampuan yang mungkin dimiliki manusia pada umumnya.

Adapun cara-cara yang tidak umum dan di luar kemampuan manusia, seperti contoh yang disebutkan dalam pertanyaan, maka itu bukan dalam kapasitas manusia. Akan tetapi, itu merupakan kemampuan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.

Allahlah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Berlaku atau tidaknya hukum alam di dunia ini tergantung kehendak-Nya. Oleh karena itu, hanya kepada-Nya kita memanjatkan doa, hanya Dia tempat kembali, dan hanya dari-Nya kita memohon pertolongan, bukan dari yang lain. Hanya Allah yang memiliki pengetahuan melingkupi segala sesuatu.

Demikian pula hikmah dan rahmat-Nya, mencakup semua yang ada. Dialah yang menguasai apa pun dengan kekuatan dan kedigdayaan-Nya. Tidak ada satu pun yang dapat menghalangi pemberian-Nya. Tidak ada satu pun yang dapat memberi jika Dia menghalangi. Tidak ada yang mampu menolak ketetapan-Nya. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لاَ يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ

“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)-nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.” (QS. Al-Ahqaf : 5-6)

dan

ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ إِنْ تَدْعُوهُمْ لاَ يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلاَ يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

“Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (QS. Fathir : 13-14)

Dalam Surah al-Fatihah, Allah mengajarkan kepada kita untuk mengucapkan,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah : 5)

Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam juga memerintahkan kepada kita untuk tidak meminta kecuali hanya kepada Allah, dan tidak memohon bantuan kecuali hanya kepada-Nya. Ini dijelaskan dalam sabda beliau,

إذا سألت فاسأل الله، وإذا استعنت فاستعن بالله

“Jika kamu meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan jika kamu memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah.”

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'