Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

apakah shalat malam dilakukan dengan suara nyaring?

2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Apakah Shalat Malam Dilakukan Dengan Suara Nyaring?

Pertanyaan

Apakah shalat malam dilakukan dengan suara nyaring atau perlahan? Berapakah jumlah rakaatnya? Apa doa yang dibaca pada shalat malam? Dan kapan waktu melaksanakannya?

Jawaban

Pada dasarnya, shalat malam dilakukan dengan suara nyaring, sehingga disunahkan bagi yang melakukan shalat sunah ini untuk mengeraskan bacaan kecuali jika ada yang merasa terganggu karena bacaannya. Jika ada yang terganggu, seperti mengganggu orang yang shalat di sampingnya atau sejenisnya maka pasti dia harus melakukannya tanpa suara.

Shalat sunah pada malam hari tidak mempunyai batas rakaat tertentu. Seseorang dapat melakukan shalat sunah seberapa ia mau, berdasarkan riwayat sahih dari Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda,

صلاة الليل مثنى مثنى فإذا خشي أحدكم الصبح صلى ركعة
واحدة توتر له ما قد صلى

“Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika salah seorang di antara kalian khawatir keburu masuk waktu Subuh, maka kerjakanlah satu rakaat. Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir.” Dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu `anhuma dan diriwayatkan secara sahih dari Nabi shallallahu `alaihi wa sallam dari hadis Aisyah radhiyallahu `anha, ia berkata,

كان صلى الله عليه وسلم يصلي عشر ركعات يسلم من كل اثنتين ويوتر بواحدة

“Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam shalat sebanyak sepuluh rakaat. Beliau salam di setiap dua rakaat dan shalat witir satu rakaat.” Muttafaqun `Alaih.

Dan inilah yang biasanya dilakukan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan juga diriwayatkan bahwa beliau shalat lebih sedikit dari itu dan juga beliau shalat lebih banyak dari itu. Beliau tidak melebihi tiga belas rakaat dan beliau tidak membatasi jumlah rakaat.

Dan waktu shalat sunat pada malam hari adalah seluruh malam. Jadi malam seluruhnya adalah waktu shalat, dan berakhir dengan munculnya fajar kedua. Akan tetapi shalat witir tidak masuk waktunya kecuali setelah ia melakukan shalat Isya, dan itu berlanjut hingga munculnya fajar kedua.

Namun shalat Tahajud dan Witir pada sepertiga malam adalah lebih utama jika itu mudah baginya. Tapi jika dia takut tertidur atau apa pun maka dia dapat melakukan shalat sunah sesuai keinginannya dan shalat Witir di awal malam sebelum tidur serta berdoa dalam shalatnya terutama pada saat ia bersujud dengan doa yang disukai untuk kebaikan dunia dan akhirat, dan hendaklah dia amat berharap pada doanya dan menangis di hadapan-Nya serta khusyuk semoga Allah menerima dia dan mengabulkan permintaannya.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'