Jika dia belum balig, maka dia tidak wajib berpuasa, karena belum dikenakan taklif (beban menjalankan syariat). Ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi wa Sallam,
“Pena hukum tidak diberlakukan kepada tiga macam golongan…”
Beliau menyebutkan dalam lanjutan hadits tersebut, di antaranya adalah anak kecil hingga dia balig. Jika dia telah balig namun tidak sanggup, maka dia boleh tidak berpuasa dan mengqadanya saat dia mampu.
Jika dia menderita sakit permanen yang tidak diharapkan lagi kesembuhannya, maka dia wajib memberi makan satu orang miskin setiap hari, berdasarkan firman Allah Ta’ala,
“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari- hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin” (QS. Al Baqarah: 184)
Ukuran makanan yang diberikan kepada orang miskin tersebut adalah setengah sha’ beras, gandum, atau makanan pokok semisalnya, untuk satu hari.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.