Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

apakah anak bawaan suami/isteri merupakan mahram?

2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Apakah Anak Bawaan Suami/Isteri Merupakan Mahram?

Pertanyaan

Saya menikah lagi dengan seorang perempuan. Isteri pertama saya menyusui seorang anak kerabat kami. Apakah anak yang menyusu dari isteri pertama itu menjadi mahram bagi isteri kedua atau tidak?

Jawaban

Jika seorang anak menyusu lima kali susuan atau lebih pada usia kurang dari dua tahun dari isteri pertama maka suami dari perempuan yang menyusuinya itu menjadi ayah bagi anak tersebut. Sehingga, anak itu pun menjadi mahram bagi isteri kedua karena telah menjadi anak susuan dari suaminya dan menjadi anak bawaan suami (rabib) baginya. Allah Ta’ala berfirman,

وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ

“Dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka” (QS. An-Nuur: 31)

Dan berdasarkan apa yang diriwayatkan secara sahih dari Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda,

الرضاعة تحرم ما تحرم الولادة

” Susuan dapat membuat seseorang menjadi mahram seperti halnya kelahiran.”

Begitu pula berdasarkan hadis yang diriwayatkan secara sahih dari Aisyah radhiyallahu `anha, ia berkata

كان فيما نزل من القرآن: عشر رضعات معلومات يحرمن، ثم نسخن بخمس معلومات، فتوفي رسول الله صلى الله عليه وسلم والأمر على ذلك

“Di antara ayat yang diturunkan dalam al-Quran adalah tentang sepuluh kali susuan yang diketahui dapat (menjadikan) mahram. Kemudian dinasakh (dihapus) menjadi lima (susuan) yang diketahui. Kemudian Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam meninggal sedangkan masalahnya masih seperti itu.”

Yang dimaksud dengan sekali susuan adalah bayi yang memegang payudara dan mengisap susunya. Jika ia melepaskannya untuk bernapas atau untuk pindah maka dihitung satu susuan juga. Tapi jika ia kembali dan mengisap susu maka dihitung dua. Dan seterusnya.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'