Bangunan Ka’bah merupakan kiblat umat Islam ketika melaksanakan shalat dengan cara menghadap ke arahnya pada waktu shalat. Hal itu merupakan pelaksanaan dari perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu :
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit , maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang engkau sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjid al-Haram. Dan di mana saja engkau berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al-Baqarah : 144)
Kakbah juga sebagai tempat umat Islam melaksanakan manasik haji dan umrah dengan berthawaf di sektitarnya, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (QS. Al-Hajj : 29)
Serta mengikuti syari’at Allah yang disampaikan oleh Rasul-Nya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Kakbah dibangun oleh Nabi Ibrahim, bersama anaknya, Ismail ‘Alaihimas Salam. Hal ini sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala jelaskan dalam firman-Nya,
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membangun) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 127)
Setelah itu, bangunan Kakbah direnovasi beberapa kali.
Wabillahittaufiq wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa Alihi wa Shahbihi wa Sallim.