asy-Syaikh Badr bin Muhammad al-Badr hafizhahullah
الحمد لله والصلاة والسلام علی رسول الله وآله وصحبه ومن والاه، وبعد:
Tidak diragukan bahwa asy-Syaikh Khalid bin Dhahwi azh-Zhafiry termasuk saudara kami, para masyayikh salafiyyin yang utama. Dia termasuk orang yang memiliki kesungguhan yang bagus dalam dakwah kepada Allah Ta’ala baik di negara Kuwait maupun di luar Kuwait.
Tidak ada ahlul ‘adl wal inshaf (seorang yang adil dan sportif dalam menilai) yang akan berselisih tentang :
> keadilan asy-Syaikh Khalid,
> kesalafiyahannya,
> terang-terangan dalam menyampaikan/menampakkan kebenaran, dan
> kesabarannya dalam berdakwah.
> beliau tidak berubah dalam dakwahnya.
> Persaksian ini akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman (artinya) :
“Demikianlah Kami jadikan kalian sebagai umat yang pertengahan, agar kalian menjadi para saksi atas manusia, dan agar Rasulullah menjadi saksi atas kalian.” (al-Baqarah : 143)
Abu Bakr bin Abi Zuhair ats-Tsaqafi berkata, dari ayahnya, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah ‘alaihis shalatu was salam bersabda (artinya) :
“Kalian adalah para saksi Allah di bumi“. Diriwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah. Hadits ini ada pendukungnya dari shahabat Ibnu Umar, diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
Allah juga melarang kita untuk menyembunyikan persaksian (syahadah) yang telah kita ketahui dan Allah memperingatkan kita dari menyembunyikannya. Dan bahwasanya siapa yang menyembunyikan syahadah maka dia berdosa dengan sebab perbuatannya menyembunyikan itu.
Allah Ta’ala berfirman (artinya) :
“Janganlah kalian menyembunyikan syahadah (persaksian), dan barang siapa yang menyembunyikannya maka sesungguhnya ia adalah orang yang hatinya berdosa. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (al-Baqarah : 283)
Allah juga berfirman (artinya) :
“Dan kami tidaklah menyembunyikan persaksian kepada Allah, jika demikian maka sungguh kami termasuk orang-orang yang berdosa“. (al-Maidah : 106)
Maka kami tidak meragukan keadilan asy-Syaikh Khalid dan kelurusan agamanya, dan Allah menjadi saksi atas apa yang kami ucapkan.
Kami tidak melihat beliau kecuali semangat untuk mempelajari dan mengajarkan ilmu, semangat untuk menyebarkan dakwah yang shahih, yang dibangun di atas al-Quran dan as-Sunnah dengan pemahaman salaful ummah.
Dan sungguh aku melihat di waktu akhir-akhir ini, sebagian pemuda (semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka) yang sebenarnya mereka termasuk orang yang mengenal betul asy-Syaikh Khalid bin Dhahwi, bahkan mereka adalah para muridnya, mereka belajar pada beliau dan membaca di hadapan beliau, ternyata sekarang mereka membuat fitnah terhadap asy-Syaikh Khalid dan melemparkan kepada beliau tuduhan yang bathil, BAHWA BELIAU BERSIKAP LOYAL PADA JUM’IYYAH IHYAUT TUROTS. Padahal sebenarnya mereka mengenal betul asy-Syaikh Khalid dengan sebenar-benar pengenalan, bahwa beliau TERMASUK ORANG YANG PALING KERAS PERMUSUHANNYA PADA KELOMPOK-KELOMPOK DAN JAMAAH-JAMAAH YANG MENYIMPANG.
Dan ini kitab-kitab asy-Syaikh Khalid ada di depan kalian, maka bacalah! Apakah kalian temukan di dalamnya sesuatu yang menunjukkan kebenaran ucapan (tuduhan) kalian?! Dan ini pelajaran-pelajaran beliau ada di depan mata kalian, maka hadirilah! Apakah kalian mendengar sesuatu dari beliau yang menunjukkan kebenaran ucapan kalian?!
Atau itu hanyalah sebuah tuduhan yang dituduhkan oleh manusia dengan tanpa hujjah dan bukti?
Bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar ketaqwaan!!
Bertaqwalah kepada Allah terhadap diri-diri kalian sendiri!
Bertaqwalah kalian kepada Allah terkait para masyayikh kalian!!
Karena Allah telah memerintahkan kita untuk berbuat adil, bahkan terhadap musuh-musuh kita sekalipun, maka bagaimana jika terhadap saudara-saudara kita, yang kita bersama mereka di atas aqidah yang satu??!
Allah Ta’ala berfirman (artinya ) :
“Wahai orang-orang beriman! Jadilah kamu sebagai para penegak kebenaran karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (al-Maidah : 8)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan kita untuk bersikap jujur.
Allah berfirman (artinya ) :
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur.“
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan kepada kita bahwa ucapan kita itu dicatat, dan kita akan dibalas dengan amalan-amalan kita di hari kiamat.
Allah Ta’ala berfirman (artinya) :
“Ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir“. (Qaf : 18)
Allah juga berfirman (artinya) :
“Dan sungguh pada kalian ada para pengawas, yang mulia lagi mencatat, mereka mengetahui apa yang kalian kerjakan“.
Dan Allah-lah yang memberi ancaman.
Ditulis oleh
Badr bin Muhammad al-Badr al-‘Anazi hafizhahullah
4 Jumadal Akhirah 1436 H
24 Maret 2015 M
—————————————————————————————————————————————–
Penjelasan dan Bantahan asy-Syaikh Khalid bin Dhahwi azh-Zhafiri seputar penggalan video dan kabar yang tersebar, bahwa beliau duduk bersama Jum’iyyah Ihyaut Turots.
Pernyataan seputar Lajnah al-Munashahah.
الحمد لله والصلاة والسلام علی رسول الله وبعد:
Sudah berapa kali aku menjelaskan bahwa al-Lajnah li al-Munashahah wa al-Irsyad fi as-Sujuun li Ash-habil Fikry at-Takfiry (Komite Nasehat dan Bimbingan untuk Lembaga Pemasyarakatan untuk Para Pengusung Pemikiran Takfiri) adalah sebuah lajnah (komisi/lembaga) negara. Masuknya aku ke dalam lembaga tersebut adalah dengan permintaan dari perwakilannya di Universitas Kuwait dimana aku didelegasikan untuk mengajar di Universitas, dan pengirimanku dikhususkan untuk masalah ini saja, walhamdulillah.
Kami telah melakukan 3 pertemuan,
– yang pertama diadakan disisi bendera Khalid adDiin, Wakil Asisten,
– yang kedua di hadapan Menteri Dalam Negeri, dan
– yang ketiga di masa reses di sebuah tenda besar
ketika itu seluruh pertemuan itu dihadiri para perwakilan dari menteri-menteri negara (Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Perwakafan, dan Kementrian Sosial, serta Universitas Kuwait).
Pada pertemuan kami bersama menteri, kami menjelaskan secara ringkas – karena waktu yang sempit – tentang kesungguhan kami dalam mengajar dan sistem pengajaran kami, namun waktu tidak mencukupi.
Kemudian pada pertemuan di tenda besar (tanpa sepengetahuan kami dengan substansi dari masa reses dan siapa saja yang diundang, dan ketika itu undangan hanya untuk berkumpul dengan Lajnah saja), dan para perwakilan negara juga hadir. Di antara tujuan pertemuan itu adalah mencatat usulan-usulan dengan permintaan dari Menteri lalu dikirimkan kepadanya dikarenakan sempitnya waktu pertemuan kami.
Sungguh aku jelaskan dalam pertemuan tersebut tentang bahayanya para pimpinan kesesatan dan bahwasanya wajib memerangi pemikiran Khawarij dan al-Qa’adiyyah yaitu mereka memprovokasi manusia untuk memberontak dan mengkafirkan (pemerintah, pent) namun mereka sendiri nyaman di rumah-rumah mereka (tidak ikut).
Demikian pula bahayanya orang-orang yang membicarakan tentang urusan-urusan ummat tanpa dia berjalan di atas manhaj yang jelas dan tanpa mengikuti sunnah. Bahkan aku juga menyebutkan beberapa nama dalam kesempatan itu.
Jadi, TIDAK ADA KETERKAITAN antara Lajnah (Komite) ini dengan Jum’iyyah Ihyaut Turots atau dengan jum’iyah yang lain.
Para pengajar yang ada dalam lembaga itu ada tujuh:
4 orang dari mereka, tidak ada keterkaitan dengan at-Turats. Para pakar untuk menasehati secara individu dan berdiskusi dengan mereka dalan masalah takfir adalah aku dan Syaikh Salam
Sebagaimana aku jelaskan tadi, kami pergi ke penjara untuk menasehati secara individu. Kami tidak berjumpa dengan dengan semua yang ada di Lajnah secara umum kecuali dalam pertemuan-pertemuan resmi.
Para anggota Lajnah mengtahui SIKAPKU TERHADAP at-Turats dan sungguh aku telah sampaikan kepada penanggung-jawab di Lajnah tentang hal itu. Dan inilah kebiasaan lajnah-lajnah secara umum di negeri kami sebagaimana itu juga keadaan Lajnah Munashohah itu sendiri di Kerajaan Saudi Arabia.
Namun anehnya , pihak pengkritik mengakui hal ini. Dia mengatakan: “Kami di negara Teluk, realita sosial dan tuntutan tugas/pekerjaan yang terjadi pada kami mengharuskan adanya pertemuan-pertemuan seperti ini, di masjid, jalan, tempat kerja dan kesempatan-kesempatan pertemuan lainnya. “.
Aku katakan:
“Tidak diragukan lagi bahwa pernyataan ini adalah benar, dan orang yang berakal tidak akan mengatakan selain itu. Tapi demikianlah kondisi orang yang berniat jelek, dan itulah yang diakibat oleh niat jelek tersebu oleh pemiliknya!!
Dengan pertolongan Allah, aku tetap berada di Lajnah ini sebagai bentuk pelayananku terhadap agamaku, kemudian negaraku, dan dalam rangka berdiri bersama pemerintah dalam memerangi pemikiran yang merajalela ini, yang telah memakan korban para pemuda muslim.
Kritikanmu yang tidak dilandasi bukti ini tidaklah menyusahkan aku. Nasehatku tidaklah terbatas dalam Lajnah ini saja, walhamdulillah, nasehatku juga pada khutbah-khutbahku, pelajaran-pelajaranku, yang sangat jelas berkali-kali memerangi pemikiran ini dan pemikiran sesat lainnya.
Maka jadilah anda ini sebagai penolong kebaikan atau muliakan kami dengan diammu. Aku sampaikan kabar gembira kepada pelaku kebaikan yang berbaik sangka pada saudara mereka, bahwa dengan cara nasehat ini, terjadi perubahan pada para tahanan, dan mereka mengetahui kesalahan-kesalahan mereka dan kesesatan yang mereka telah terjatuh di dalamnya. Mereka pun tekun untuk datang dan mengambil faedah. Mereka sadar bahwasanya semua musibah yang menimpa mereka itu disebabkan:
– kejahilan mereka,
– minimnya ilmu mereka,
– tipu daya yang dilakukan oleh sebagian dai yang menisbahkan diri pada ilmu terhadap mereka, dan
– semangat yang tidak terkontrol dengan syariat.
Di sana juga akan ada hasil-hasil lainnya di luar, dengan pertolongan Allah.
Dan segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.
Ditulis oleh
✏ Khalid bin Dhahwi azh-Zhafiri
Semoga Allah mengampuninya dan kedua orang tuanya.
Sumber :http://alnjm.com/?page_id=546
—————————————————————————————————————————————–
SEKALI LAGI :
tentang asy-Syaikh Khalid; Penjelasan dan Bantahan atas Tuduhan terhadap beliau, bahwa beliau duduk bersama Jum’iyyah Ihyaut Turats
Gambar : teks surat penunjukkan beliau dari pihak kementerian, sebagai pengajar dalam “Lajnah al-Munashahah”
Asy-Syaikh Khalid azh-Zhafiri :
Aku bertanya kepada asy-Syaikh ‘Ubaid al-Jabiri tentang masuk ke dalam Lajnah al-Munashahah dan lajnah ini menginduk pada negara, bukan pada (Jum’iyyah) atTurots sebagaimana yang telah aku jelaskan berulang kali.
Lalu beliau menjawab: “Tidak mengapa”. Bahkan beliau menghasung aku untuk terus berada di dalamnya.
Sebagian mereka meminta pendapatku tentang Jum’iyyah Ihyaut Turots, maka aku berjalan di atas pendapat para ulama (asy-Syaikh Muqbil, asy-Syaikh Rabi’, asy-Syaikh ‘Ubaid , dan selain mereka) yang MENTAHDIR yayasan tersebut dan kehizbiyahan yayasan tersebut.
Aku TETAP di atas pendapat ini dan tidak berubah.
@almadani_k
Maka jangan ada lagi seorang pun setelah ini mengatakan bahwa “Lajnah al-Munashahah” menginduk/terkait dengan si fulan atau Jum’iyyah. Lajnah tersebut adalah milik negara.
Dari sini, aku akan menghentikan pembicaraan tentang permasalahan ini, setelah adanya penjelasan ini.
@almadani_k
keterangan : penjelasan asy-Syaikh Khalid ini sudah beliau posting di akun beliau [ @almadani_k ] sejak 3 Jumadal Akhirah 1436 H (23 Maret 2015 M)
terarsipkan di sini http://www.twitlonger.com/show/n_1slbpl4
Sumber : manhajul-anbiya.net