Darussalaf
Darussalaf oleh Administrator

penyesalan orang yang menyelisihi jalan ahlus sunnah

3 tahun yang lalu
baca 4 menit
PENYESALAN ORANG YANG MENYELISIHI JALAN AHLUS SUNNAH

“PENYESALAN ORANG YANG MENYELISIHI JALAN AHLUS SUNNAH”

Tafsir Qs. Al Furqon : 27-28

وَيَوۡمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيۡهِ يَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي ٱتَّخَذۡتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلٗا
يَٰوَيۡلَتَىٰ لَيۡتَنِي لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيلٗا
لَّقَدۡ أَضَلَّنِي عَنِ ٱلذِّكۡرِ بَعۡدَ إِذۡ جَآءَنِيۗ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لِلۡإِنسَٰنِ خَذُولٗا. ( الفرقان : ٢٧-٢٩)

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya (menyesali perbuatannya), seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul.

Wahai celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab (ku), sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur`ān) ketika (Al-Qur`ān) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.” (Surat Al-Furqan, Ayat 27- 29)

 

Tafsir Al Imam Al Mufassir Ibnu Katsir rahimahullooh terhadap Surat Al-Furqan, Ayat 27-29 :

Allah Ta’ala mengabarkan tentang penyesalan orang yang dholim orang yang memisahkan diri dari jalannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dari apa yang dibawa oleh Beliau dari sisi Allah berupa Al Haq Al Mubin (kebenaran yang telah jelas) yang tidak ada keraguan lagi padanya, namun ia justru menempuh jalan yang lain yang bukan jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka di hari kiamat kelak ia menyesal di kala tidak ada lagi manfaat penyesalan tersebut, dan ia pun menggigit kedua jari tangannya karena menyesal dan bersedih .  Ayat ini berlaku apakah sebab turunnya pada Uqbah bin Abi Muhith ataukah yang lainnya dari kalangan orang-orang yang celaka maka ayat ini berlaku umum untuk semua orang yang dholim, sebagaimana ayat Allah Ta’ala :

﴿يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولا وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلا * رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا﴾ [الْأَحْزَابِ:٦٦ -٦٨]

” Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, “Wahai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul. Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar.” (Al-Ahzab, Ayat 66-68)

 

Maka setiap orang dholim pada hari kiamat menyesal luar biasa dan ia menggigit dua jari tangannya, sembari ia berkata :

يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلا يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلانًا خَلِيلا

Artinya :

“Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul. Wahai celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku),”

Yaitu orang yang memalingkan dia dari petunjuk dan yang menyimpangkannya kepada jalan kesesatan dari kalangan dai-dai yang menyeru kepada kesesatan, yang demikian baik semisal Umayyah bin Khalaf atau saudaranya Ubay bin Khalaf ataupun yang lainya.

 

Sungguh ia telah menyesatkan / menyimpangkan diriku dari Ad Dzikr, yaitu dari Al Qur’an. Setelah Al Qur’an datang kepadaku.

 

Kemudian Allah Ta’ala berfirman (di akhir ayat tersebut) :

وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لِلۡإِنسَٰنِ خَذُولٗا

“Dan setan memang pengkhianat manusia.”

 

Yaitu mengkhianatinya dari kebenaran dan memalingkan darinya dan menjadikannya melakukan kebathilan dan mengajaknya kepada kebathilan.

Walloohu a’lam bisshowwab

 

Jumat, 1 Rabiul awwal 1423

Ma’had Darussalaf Al Islamy

Terjemah : Abu Abdillah MRf

WA Kajian Ilmiah Bontang

www.darussalaf.or.id

 

(تفسير ابن كثير).

* * *

وَقَوْلُهُ: ﴿وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلا﴾ : يُخْبِرُ تَعَالَى عَنْ نَدَمِ الظَّالِمِ الَّذِي فَارَقَ طَرِيقَ الرَّسُولِ وَمَا جَاءَ بِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مِنَ الْحَقِّ الْمُبِينِ، الَّذِي لَا مرْية فِيهِ، وَسَلَكَ طَرِيقًا أُخْرَى غَيْرَ سَبِيلِ الرَّسُولِ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ نَدمَ حيثُ لَا يَنْفَعُهُ النَدَمُ، وَعَضَّ عَلَى يَدَيْهِ حَسْرَةً وَأَسَفًا.

وَسَوَاءً كَانَ سَبَبُ نُزُولِهَا فِي عُقْبَةَ بْنِ أَبِي مُعَيط أَوْ غَيْرِهِ مِنَ الْأَشْقِيَاءِ، فَإِنَّهَا عَامَّةٌ فِي كُلِّ ظَالِمٍ، كَمَا قَالَ تَعَالَى: ﴿يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولا وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلا * رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا﴾ [الْأَحْزَابِ:٦٦ -٦٨] فَكُلُّ  ظَالِمٍ يَنْدَمُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غَايَةَ النَّدَمِ، ويَعَض عَلَى يَدَيْهِ قَائِلًا

﴿يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلا يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلانًا خَلِيلا﴾

يَعْنِي: مَن  صَرَفَهُ عَنِ الْهُدَى، وَعَدَلَ بِهِ إِلَى طَرِيقِ الضَّلَالَةِ [مِنْ دُعَاةِ الضَّلَالَةِ]  ، وَسَوَاءٌ فِي ذَلِكَ أُمَيَّةُ بْنُ خَلَفٍ، أَوْ أَخُوهُ أُبَيُّ بْنُ خَلَفٍ، أَوْ غَيْرُهُمَا.

﴿لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ﴾

[وَهُوَ الْقُرْآنُ]  ﴿بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي﴾ أَيْ: بَعْدَ بُلُوغِهِ إِلَيَّ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: ﴿وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلإنْسَانِ خَذُولا﴾ أَيْ: يَخْذُلُهُ عَنِ الْحَقِّ، وَيَصْرِفُهُ عَنْهُ، وَيَسْتَعْمِلُهُ فِي الْبَاطِلِ، وَيَدْعُوهُ إِلَيْهِ.