Abu Mas’ud masuk menemui Hudzaifah, maka dia pun berkata, “Berikan kepadaku wasiat.”
Maka Hudzaifah berkata, “Bukankah telah datang kepadaku keyakinan?”
Abu Mas’ud menjawab, “Benar, demi kemuliaan Rabb-ku.”
Maka Hudzaifah berkata,
« فَاعْلَمْ أَنَّ الضَّلاَلَةَ حَقَّ الضَّلاَلَةِ أَنْ تَعْرِفَ مَا كُنْتَ تُنْكِرُ وَأَنْ تُنْكِرَ مَا كُنْتَ تَعْرِفُ وَإِيَّاكَ وَالتَّلَوُّنِ فَإِنَّ دِينَ اللَّهِ وَاحِدٌ »
“Ketahuilah, bahwa kesesatan yang sebenar-benar kesesatan adalah kamu menganggap ma’ruf sesuatu yang sebelumnya kamu anggap munkar, dan kamu menganggap munkar sesuatu yang sebelumnya kamu anggap ma’ruf. HATILAH-HATILAH KAMU DARI SIKAP TALAWWUN, karena AGAMA ALLAH ITU SATU!!” (al-Ibanah al-Kubra I/189)
Dari Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata, “Apabila kamu ingin tahu apakah kamu tertimpa fitnah ataukah tidak, maka lihatlah, apabila dia memandang halal sesuatu yang sebelumnya ia pandang haram, maka berarti dia telah tertimpa fitnah! Apabila dia memandang haram sesuatu yang sebelumnya ia pandang halal, maka berarti dia telah ditimpa fitnah. “
(diriwayatkan oleh al-Hakim dalam Mustadrak-nya dan berkata, “hadits shahih, sesuai syarat asy-Syaikhain namun keduanya tidak meriwayatkannya.” Penilaian ini disepakati oleh adz-Dzahabi.)
Dari Muhammad bin Sirin berkata, ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Sesungguhnya kalian senantiasa berada di atas kebaikan selama kalian tidak memandang ma’ruf sesuatu yang sebelumnya kalian pandang munkar, dan tidak memandang munkar sesuatu yang sebelumnya kalian pandang ma’ruf. Dan selama ‘ulama kalian berbicara di tengah-tengah kalian tidak takut.” (al-Ibanah al-Kubra I/190-191)
Dari Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah :
“Dulu mereka (yakni para Salaf) MEMBENCI SIKAP TALAWWUN DALAM AGAMA.“
Dari Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah juga,
“Dulu mereka (yakni para Salaf) memandang SIKAP TALAWWUN dalam agama termasuk KERAGUAN HATI TERHADAP ALLAH.”
Malik berkata, “Penyakit yang tidak bisa diobati adalah TANAQQUL (berpindah-pindah alias TALAWWUN) dalam agama.”
Malik berkata, “Seseorang berkata, ‘Sesuatu yang dulu kamu bermain-main dengannya, maka JANGANLAH BERMAIN-MAIN TERHADAP AGAMAMU.”
(al-Ibanah al-Kubra II/505-506)
Dari Muhammad bin Ka’b al-Qirzhi, beliau ditanya: ‘Apakah tanda-tanda kekalahan seseorang?’
Beliau menjawab, “Apabila dia memandang jelek sesuatu yang sebelumnya dia anggap baik, dan memandang baik sesuatu yang sebelumnya jelek.” (Hilyah al-Auliya’ III/215)
Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah berkata, “Kami tidak seperti kalian, seperti Bunglon yang berubah-ubah warna … .”
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=142653
Sumber : miratsul-anbiya.net