Soal :
“Seringkali saya berpuasa tanpa niat sebelumnya pada permulaan puasa. Apakah niat merupakan syarat puasa yang harus di lakukan setiap hari ? Ataukah cukup dengan hanya berniat pada awal bulan ?
Jawab :
Puasa dan amal-amal ibadah lainnnya harus dikerjakan dengan niat. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya amal-amal ibadah itu bergantung kepada niat. Setiap orang akan mendapatkan ganjaran berdasarkan atas apa yang dia niatkan. “(HR. Imam Al-Bukhari (1/2) dari hadits Umar bin Khatthab).
Dalam riwayat lain : “Tidak ada amalan kecuali dengan niat. “ [Lafadz seperti ini diriwayatkan dari Ali Bin Abi Thalib, seperti yang di sebutkan dalam Al-Firdaus bin Ma’tsuril Khithob (5/191)].
Puasa bulan Romadhan wajib di lakukan dengan berniat pada malam harinya, yaitu seseorang harus telah berniat puasa untuk hari itu sebelum terbit fajar. Bangunnya seseorang pada akhir malam kemudian makan sahur menunjukkan telah ada niat pada dirinya (untuk berpuasa). Seseorang tidaklah di tuntut melafadzkan niatnya dengan berucap : “Aku berniat puasa (hari ini)”, karena yang seperti ini adalah bid’ah, tidak boleh dikerjakan !
Berniat puasa selama bulam Ramadhan haruslah dilakukan setiap hari, karena (puasa pada) tiap-tiap hari (dibulan itu) adalah ibadah yang berdiri sendiri yang membutuhkan niat. Jadi, orang yang berpuasa harus berniat dalam hatinya pada masing-masing hari (dalam bulan itu) sejak malam harinya. Kalau misalnya dia telah berniat puasa pada malam harinya kemudian dia tertidur pulas hingga baru terbangun setelah terbitnya fajar, maka puasanya sah, karena dia telah berniat sebelumnya.
Wallahu a’lam.
Maroji’ :
Al-Muntaqo min Fatawa Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan (5/109).
Sumber : BULETIN DAKWAH AT-TASHFIYYAH, Surabaya Edisi : 20 / Sya’ban / 1425 H