Darussalaf
Darussalaf oleh Admin

menepis tipu daya firanda, membela ulama sunnah (bagian ke-2)

11 tahun yang lalu
baca 11 menit
MENEPIS TIPU DAYA FIRANDA, MEMBELA ULAMA SUNNAH (Bagian ke-2)

بسم الله الرحمن الرحيم

 

 Bagian 2 : Menyoroti ucapan Firanda : “Manhaj Syaikh Rabî’ dalam Timbangan Manhaj Para Ulama Kibâr” (lanjutan)

 

Samahatusy Syaikh al-’Allamah al-Muhaddits al-Faqih ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah Memuji dan Mendukung manhaj asy-Syaikh Rabi’ al-Madkhali

Pujian dan dukungan ‘ulama Kibar berikutnya untuk asy-Syaikh al-’Allamah al-Muhaddits Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah adalah pujian dan dukungan Samahatusy Syaikh al-’Allamah al-Muhaddits al-Faqih ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah

1.Rekomendasi beliau bahwa asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah adalah sebagai ahlus sunnah, seorang yang berilmu dan memiliki keutamaan, serta seorang yang beraqidah baik

Ketika beliau ditanya tentang asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah dan asy-Syaikh Muhammad Aman al-Jami rahimahullah, maka asy-Syaikh Bin Baz menjawab,

((بخصوص صاحبي الفضيلة الشيخ محمد أمان الجامي والشيخ ربيع بن هادي المدخلي، كلاهما من أهل السنة، ومعروفان لدي بالعلم والفضل والعقيدة الصالحة، وقد توفي الدكتور محمد أمان في ليلة الخميس الموافقة سبع وعشرين شعبان من هذا العام رحمه الله…فأوصي بالإستفادة من كتبهما)) [شريط الأسئلة السويدية].

“Terkhusus kepada dua pemilik keutamaan, yaitu asy-Syaikh Muhammad Aman al-Jami dan asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali, keduanya adalah ahlus sunnah dan sangat dikenal pada sisiku dengan keilmuan, keutamaan, dan aqidah yang baik. Dan telah wafat DR. Muhammad Aman pada malam kamis bertepatan dengan 27 Sya’ban tahun ini semoga Allah merahmatinya…, maka aku mewasiatkan untuk mengambil manfaat (ilmu) dari karya-karya kedua syaikh ini. … .” [1] [Sengaja dipotong sampai di sini saja, juga teks arabnya.]

Perhatikan baik-baik pernyataan asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah di atas, “keduanya adalah ahlus sunnah dan sangat dikenal pada sisiku dengan keilmuan, keutamaan, dan aqidah yang baik.”

Tiga rekomendasi sekaligus diucapkan oleh asy-Syaikh Bin Baz untuk asy-Syaikh Rabi, yaitu :

  1. Beliau adalah sebagai ahlus sunnah
  2. Dikenal dalam pandangan asy-Syaikh bin Baz sebagai seorang yang berilmu dan memiliki keutamaan.
  3. Dikenali sebagai seorang yang beraqidah baik.

2. Rekomendasi beliau terhadap karya-karya tulis asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah  

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata,

فأوصي بالإستفادة من كتبهما [شريط الأسئلة السويدية].

“… maka aku mewasiatkan untuk mengambil manfaat (ilmu) dari karya-karya kedua syaikh ini. … .”[2]

Perhatikan baik-baik pernyataan asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah di atas,

Dalam pernyataan ini mengandung beberapa faidah penting :

  1. Wasiat beliau untuk mengambil manfaat dari karya-karya asy-Syaikh Rabi’. Terkhusus tentunya dalam konteks ini adalah karya-karya beliau yang berisi tahdzir atau bantahan terhadap ahlul bid’ah dan hizbiyyah.
  2. Karya-karya asy-Syaikh Rabi’ serta manhaj beliau yang tertuang dalam karya-karyanya tersebut adalah manhaj yang lurus dan didukung oleh ‘ulama kibar.

Kembali saya mengingatkan pembaca untuk membandingkan pernyataan asy-Syaikh al-’Allamah bin Baz di atas dengan pernyataan saudara Firanda terhadap asy-Syaikh Rabi’.

Dalam kesempatan lain, asy-Syaikh Bin Baz mengatakan,

(( الشيخ ربيع من خيرة أهل السنّة والجماعة، ومعروف أنّه من أهل السنّة، ومعروف كتاباته ومقالاته ))[شريط بعنوان ثناء العلماء على الشيخ ربيع-تسجيلات منهاج السنة].

“Asy-Syaikh Rabi’ termasuk sebaik-baik ahlus sunnah wal jama’ah yang sangat terkenal berbagai karya dan artikelnya.” [3]

Ketika asy-Syaikh Rabi’ mengirimkan salah satu karyanya yang berjudul Manhaj Ahlis Sunnah wal Jama’ah fi Naqdi ar-Rijal wa al-Kutub wa ath-Thawa’if kepada asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz untuk dikoreksi. Kemudian beliau mengirimkan kitab tersebut kepada asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ar-Rajihi untuk diperiksa. Ketika telah ada jawaban dari asy-Syaikh ar-Rajihi, maka asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz  bin Baz menulis surat kepada asy-Syaikh Rabi’ sebagai berikut :

((من عبدالعزيز بن عبدالله بن باز إلى حضرة الأخ المكرم صاحب الفضيلة الدكتور ربيع بن هادي مدخلي، وفقه الله لما فيه رضاه، وزاده من العلم والإيمان، آمين.سلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

أما بعد: فأشفع لكم رسالة جوابيَّة من صاحب الفضيلة الشيخ عبدالعزيز بن عبدالله الراجحي حول كتابكم (منهج أهل السنة والجماعة في نقد الرجال والكتب والطوائف) ؛ لأني قد أحلته إليه ؛ لعدم تمكني من مراجعته، فأجاب بما رآه حوله، وقد سرني جوابه والحمد لله، وأحببت إطلاعكم عليه.

وأسأل الله أن يجعلنا وإياكم وسائر إخواننا من دعاة الهدى وأنصار الحق؛ إنه جواد كريم)) [انظر مقدمة كتاب منهج النقد وكتاب النصر العزيز].

Dari ‘Abdul ‘Aziz bin Baz kepada hadhirat al-Akh yang memiliki kemuliaan DR. Rabi’ bin Hadi Madkhali, semoga Allah memberikan taufiq kepadanya untuk sesuatu yang diridhoi-Nya, dan semoga Allah menambahkan kepada beliau ilmu dan iman, Amin.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh. Amma Ba’d:

Maka saya memberikan rekomendasi untuk anda (asy-Syaikh Rabi’) dalam bentuk sebuah surat jawaban dari seorang yang memiliki kemuliaan asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah ar-Rajihi seputar kitab anda (yang berjudul) : Manhaj Ahlis Sunnah wal Jama’ah fi Naqdi ar-Rijal wa al-Kutub wa ath-Thawa’if. Karena aku telah meng-ihalahkannya kepada beliau, karena tidak ada kesempatan bagiku untuk menelitinya. Maka beliau (asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ar-Rajihi) menjawab sesuai dengan apa yang beliau pandang tentangnya, dan sungguh jawaban beliau telah membuat aku senang, walhamdulillah. Aku sangat berharap anda (asy-Syaikh Rabi’) untuk membacanya.

Aku memohon kepada Allah untuk menjadikan kami dan anda (asy-Syaikh Rabi’) dan seluruh saudara kami sebagai para penyeru kepada hidayah dan sebagai penolong kebenaran. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Dermawan dan Pemurah.”[4]

Perhatikan baik-baik, asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz setuju dan mendukung karya asy-Syaikh Rabi’ di atas. Ketahuilah, kitab karya beliau ini secara khusus berbicara tentang manhaj ahlus sunnah dalam mengkritisi atau mentahdzir ahlul bid’ah, atau karya-karya menyimpang yang mengandung kesesatan, dan berbagai kelompok sesat, yang ternyata asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz mendukungnya. Demikian pula asy-Syaikh Bin Baz mendukung kitab-kitab beliau lainnya sebagaimana ucapan asy-Syaikh Bin Baz di atas, “Asy-Syaikh Rabi’ termasuk sebaik-baik ahlus sunnah wal jama’ah yang sangat terkenal berbagai karya dan artikelnya.”

Tentunya hal ini menunjukkan bahwa manhaj asy-Syaikh Rabi’ secara umum termasuk dalam permasalahan mentahdzir ahlul bid’ah dan hizbiyyah serta membongkar dan membantah kesesatan mereka adalah sesuai dengan manhaj para ‘ulama kibar. Tidak seperti yang digambarkan oleh saudara Firanda dalam tulisannya, yang mencoba menggambarkan – dengan penuh makar – bahwa manhaj asy-Syaikh Rabi’ berbeda atau bertentangan dengan manhaj para ‘ulama kibar, terutama tiga imam dakwah salafiyyah masa ini.

Kemudian dalam salah satu karya beliau yang berjudul Izhaq Abathil ‘Abdil Lathif Basymail hal. Hal, 104, asy-Syaikh Rabi’ berkata,

((لقد زرت سماحة الشيخ ابن باز –حفظه الله- فنصحني بالرد على كل مخالف للحق والسنة. ونِعْمَت النصيحة، فما أعظمها، وأوجبها على من يستطيع القيام بها)).

“Sungguh aku telah berkunjung kepada Samahatusy Syaikh Bin Baz, maka beliau menasehatkan kepadaku untuk membantah seluruh pihak yang menyelisihi al-Haq dan as-Sunnah. Betapa baiknya nasehat ini, dan betapa agungnya, dan betapa wajibnya amalan ini atas orang yang mampu mengamalkannya.”

Dalam nasehat asy-Syaikh Bin Baz di atas, nampak sekali beliau memberi semangat kepada asy-Syaikh Rabi’ untuk membantah seluruh pihak yang menyelisihi al-Haq. Tentu hal ini menunjukkan :

  1. Asy-Syaikh Bin Baz sangat memiliki keseriusan dalam membela as-Sunnah dan membantah ahlul bid’ah.
  2. Asy-Syaikh Bin Baz sangat mendukung manhaj asy-Syaikh Rabi’ dalam membantah ahlul bid’ah.
  3. Manhaj asy-Syaikh Rabi’ sesuai dan tidak bertentangan dengan manhaj ‘ulama kibar para imam dakwah salafiyyah, antara lain asy-Syaikh Bin Baz. Karena jika tidak demikian, niscaya beliau tidak akan menunjukkan dukungannya terhadap manhaj asy-Syaikh Rabi’ dan tidak akan beliau meminta asy-Syaikh Rabi’ untuk terus membantah ahlul batil.

Mempertegas nasehat asy-Syaikh Bin Baz, maka asy-Syaikh DR. Khalid azh-Zhafiri pun menukilkan hal yang sama dalam kesempatan yang berbeda. Beliau berkata,

وقد سمعت بأذني الشيخ ابن باز –رحمه الله- يقول مخاطباً الشيخ ربيعاً: ((يا شيخ ربيع رد على كل من يخطئ، لو أخطأ ابن باز رد عليه، لو أخطأ ابن إبراهيم رد عليه))… وأثنى عليه ثناءً عاطراً، والله على ما أقول شهيد.

بل قد أذن له سماحة الشيخ عبدالعزيز بن باز بالتدريس في مسجده وذلك قبل وفاته بأشهر، مما يدل على أنه توفي وهو عنه راض.

كما أنّ الشيخ ربيعاً من كبار تلاميذ الشيخ عبدالعزيز بن باز ومن أقدمهم.

Dan sungguh aku telah mendengar dengan telingaku sendiri, bahwa asy-Syaikh Bin Baz rahimahullah berkata kepada asy-Syaikh Rabi’, “Wahai asy-Syaikh Rabi’ bantahlah kepada semua pihak yang salah. Kalau seandainya telah salah Bin Baz, maka bantalah dia, kalau seandainya telah salah (juga) Bin Ibrahim, maka bantalah dia.” Kemudian beliau (asy-Syaikh Bin Baz) memujinya dengan pujian yang harum. Sungguh Allah sebagai saksi terhadap apa yang aku ucapkan.

Bahkan Samahatusy Syaikh Bin Baz mengijinkan beliau untuk mengajar di masjidnya. Hal itu terjadi beberapa bulan sebelum Syaikh Bin Baz wafat. Tentu hal ini menunjukkan bahwa beliau (asy-Syaikh Bin Baz) wafat dalam keadaan ridha terhadap asy-Syaikh Rabi’. Demikian pula asy-Syaikh Rabi’ termasuk dalam jajaran para murid kibar (senior) dan para murid lama asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz.

3. Pembelaan beliau terhadap asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah

Ketika ada du’atul bathil (penyeru kebatilan) yang membenturkan masyayikh Madinah, termasuk di dalamnya asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah, dengan asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah dalam rangka menjatuhkan kredibilitas mereka, maka Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah mengeluarkan sebuah pernyataan sebagaimana berikut,

((وإخواننا المشايخ المعروفون في المدينة ليس عندنا فيهم شك، هم أهل العقيدة الطيبة ومن أهل السنة والجماعة مثل الشيخ محمد أمان بن علي، ومثل الشيخ ربيع بن هادي، … ولكن دعاة الباطل أهل الصيد في الماء العكر هم الذين يشوشون على الناس ويتكلمون في هذه الأشياء ويقولون المراد كذا وكذا وهذا ليس بجيد، الواجب حمل الكلام على أحسن المحامل)).[شريط توضيح البيان].

“Dan saudara-saudara kami dari kalangan para masyaikh yang terkenal yang berada di Madinah, tidak ada sedikitpun keraguan pada kami bahwa mereka adalah orang-orang yang beraqidah baik dari kalangan ahlus sunnah wal jama’ah, seperti asy-Syaikh Muhammad Aman bin ‘Ali, asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi, … semuanya terkenal di sisi kami dengan keistiqomahan, keilmuan, dan aqidah yang baik. Namun para penyeru kebatilan dari kalangan orang-orang yang gemar mengail di air keruh, merekalah orang-orang yang suka menimbulkan kekacauan di tengah-tengah umat, dan berbicara tentang perkara-perkara ini seraya mengatakan, “maksudnya adalah begini dan begitu.” Dan ini adalah hal yang tidak baik. Yang wajib adalah mengarahkan maksud pembicaraan kepada kemungkinan yang terbaik.”

Dari pernyataan asy-Syaikh Bin Baz di atas sangatlah jelas bagi setiap orang yang menginginkan kebaikan dan mengerti kedudukan serta keilmuan para ‘ulama, bahwa beliau sangat mendukung asy-Syaikh Rabi’ dan manhajnya. Kesimpulan perkataan beliau di atas adalah,

  1. Asy-Syaikh Rabi’ adalah seorang ‘ulama yang terkenal di sisi asy-Syaikh Bin Baz.
  2. Asy-Syaikh Rabi’ adalah seorang yang dikenal dengan keistiqomahan, keilmuan, dan aqidahnya yang baik, yang tidak diragukan lagi oleh asy-Syaikh Bin Baz
  3. Bahwa orang-orang yang mencela asy-Syaikh Rabi’ adalah orang-orang yang gemar mengail di air keruh, yang menimbulkan kekacauan dan kebingungan di tengah umat.

Berbeda tentunya dengan saudara Firanda yang mencoba memposisikan asy-Syaikh Rabi’ dalam posisi yang tidak terhormat, melalui kata-katanya yang penuh dengan tipu daya. Dengan itu saya yakin bahwa saudara Firanda termasuk orang yang gemar mengail di air keruh dalam rangka menimbulkan kekacauan dan kebingungan di tengah umat.

4. Dukungan dan penghormatan beliau terhadap asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah dan manhajnya 

Berkata asy-Syaikh Bin Baz dalam sambutannya seusai ceramah asy-Syaikh Rabi’ di Tha’if yang berjudul, at-Tamassuk bil Manhaj as-Salafy,

 ((قد سمعنا هذه الكلمة المباركة الطيبة من صاحب الفضيلة الشيخ ربيع بن هادي المدخلي في موضوع التمسك بالكتاب والسنة والحذر مما خالفهما، والحذر من أبواب التفرق والاختلاف والتعصب للأهواء، ولقد أحسن وأجاد وأفاد، جزاه الله خيراً وضاعف مثوبته)).

“Kami telah mendengar ceramah yang penuh barakah dan baik ini, dari seorang yang mulia asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali, dalam sebuah tema berpegang teguh dengan al-Qur`an dan as-Sunnah, waspada dari orang-orang yang menyilisihi keduanya, waspada dari berbagai pintu perpecahan dan perselisihan serta ashabiyyah terhadap hawa nafsu. Sungguh beliau telah berbuat baik, bagus, dan telah memberikan faidah. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan, dan melipatgandakan pahalanya.”

Perhatikan, asy-Syaikh Rabi’ berceramah di hadapan seorang ‘ulama kibar, yaitu asy-Syaikh al-’Allamah ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, dan beliau pun dengan penuh tawadhu’ dan akhlak yang mulia duduk mendengarkan untaian ceramah asy-Syaikh Rabi’ dengan penuh penghormatan. Sementara di sisi lain saudara Firanda dengan tanpa adab diiringi makar dan tipu daya berupaya menjatuhkan kredibilitas asy-Syaikh Rabi’ dengan gayanya yang khas. Sungguh cara seperti ini tidak pernah dikenal atau diketahui dari para ‘ulama yang berilmu. Namun seringnya adalah dilakukan oleh para musuh dakwah dari kalangan ahlul bid’ah dan hizbiyyah semisal orang-orang Ikhwanul Muslimin (IM), al-Quthbiyyah (para pengikut paham Sayyid Quthb) yang berpaham khawarij, Abul Hasan al-Ma’ribi, dan ‘Ali Hasan al-Halabi serta para murid dan pengekornya semisal saudara Firanda.

(bersambung insya allah pada bagian ke-3)

al-Faqir ila ‘afwi wa ‘auni rabbihi

Luqman Muhammad Ba’abduh

Jember, 7 Dzulhijjah 1434 H / 12 Oktober 2013 M


[1] sebagaimana dalam kaset al-As’ilah as-Suwaidiyyah

[2] Lihat kelengkapan teksnya pada pembahasan sebelumnya.

[3]  Kaset berjudul Tsana’ul ‘Ulama ‘ala asy-Syaikh Rabi’, tasjilat Minhajus Sunnah.

[4]  Lihat muqaddimah kitab Naqdul Rijal … dan muqaddimah kitab an-Nashr al-’Aziz.

 

Sumber : dammajhabibah.net