MENEBAR DUSTA MEMBELA TERORIS KHAWARIJ – KATA PENGANTAR
(BANTAHAN TERHADAP BUKU SIAPA TERORIS? SIAPA KHAWARIJ? KARANGAN ABDUH ZA.
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ، ومن سيئات أعمالنا ، من يهده الله فلا مضل له ، ومن يضلل فلا هادي له .أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. أما بعد
Sudah menjadi sebuah ketentuan yang telah Allah Subhanahu wa ta’ala tetapkan bahwa tidaklah suatu kebenaran ditegakkan kecuali ada pihak-pihak yang berupaya menghalanginya. Tidaklah seorang menyeru kepada kebenaran kecuali di sana ada orang-orang yang tersinggung, marah, atau sakit hati sehingga berupaya menghalangi dan mengaburkan kebenaran tersebut, serta memusuhi para penyerunya dengan segala daya dan upaya mereka. Inilah yang Allah Azza wa Jalla tegaskan dalam firman-Nya:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوّاً مِّنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِياً وَنَصِيراً
“Dan seperti itulah, telah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh dari orang-orang yang berdosa. Cukuplah Rabbmu sebagai pemberi petunjuk dan penolong.” [Al-Furqan: 31]
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوّاً شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوراً وَلَوْ شَاء رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
“Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh dari para syaitan (baik dari jenis) manusia maupun (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak melakukannya, maka tinggalkanlah mereka dan (kedustaan) yang mereka ada-adakan.” [Al-An’am: 112]
Begitulah para musuh al-haq, dengan berbagai warna dan wajah, mereka bersatu padu dalam memadamkan cahaya al-haq serta memusuhi para penyerunya. Dengan menebar dusta yang dihiasi kata-kata indah mereka saling bekerja sama untuk menimbulkan fitnah yang menyesatkan.
Di sisi lain, manusia yang mayoritasnya awam dan jauh dari bimbingan ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah di bawah cahaya pemahaman generasi as-salafush shalih, serta sibuk dengan berbagai urusan dalam rangka merealisasikan ambisi duniawinya, membuat mereka semakin jauh dari al-Haq dan semakin sulit membedakan antara yang haq dan yang batil. Semakin mudah tertarik dan terpesona dengan berbagai kedustaan dan upaya penyesatan yang dilakukan oleh para penyeru kebatilan dengan dihiasi kata-kata indah dan tampilan-tampilan yang terkesan ilmiah, sehingga mereka mengira yang haq itu adalah batil dan sebaliknya. Dengan keawaman dan jauhnya mereka dari ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah di bawah cahaya pemahaman generasi as-salafush shalih tersebut membuat mereka cenderung mengedepankan logika dan perasaan dalam menilai atau menyikapi setiap permasalahan yang dihadapinya. Apa yang menurut perasaan dan logikanya baik, maka itu adalah kebenaran. Sebaliknya, apa yang menurut perasaan dan logikanya tidak baik, maka itu adalah suatu kebatilan.
Sangatlah mudah mengetahui Siapa Teroris? Siapa Khawarij? yang sebenarnya jika mereka berani dengan terang-terangan, lantang, dan jujur mengakui berbagai tindakan teror yang dilakukannya, dengan lantang pula mereka berani mengkafirkan pemerintah-pemerintah muslimin. Model pertama ini terwakili oleh Usamah bin Laden dan konco-konconya yang dengan bangga mengakui bahwa peledakan WTC dan yang lainnya adalah hasil dorongan dan ajakannya. Dengan lantang dan berani pula Usamah bin Laden dan kawan-kawannya berani mengkafirkan pemerintah muslimin.
Namun, sulit bagi kita untuk mengetahui Siapa Teroris? Siapa Khawarij? yang sebenarnya apabila mereka hanya berani lempar batu sembunyi tangan. Tak segan berdusta di hadapan masyarakat atau pihak yang berwajib, berkelit, mengingkari bukti dan fakta demi menyembunyikan tindakan-tindakan terornya.
Lebih parah dari itu semua, ada pihak-pihak yang menampakkan dirinya di hadapan umat sebagai orang yang menentang tindakan teror bahkan menampakkan seolah-olah dirinya berada di atas manhaj generasi as-salafush shalih, namun ternyata di balik itu dia menyembunyikan racun paham teroris-khawarij dan membelanya. Dengan berbagai tampilan yang dikesan-kan ilmiah dan objektif mereka berupaya mengelabui masyarakat umum yang mayoritas awam. Dusta yang mereka sebarkan –diakui ataupun tidak– merupakan pembelaan terhadap teroris khawarij.
Terkait dengan apa yang telah kami jelaskan di atas, beberapa bulan yang lalu telah terbit sebuah buku yang berjudul “Siapa Teroris? Siapa Khawarij?” (selanjutnya kami singkat STSK) karya seorang yang bernama Abduh Zulfidar Akaha yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar Jakarta. Buku tersebut berisi upaya pengaburan terhadap al-haq serta pembelaan terhadap paham dan kelompok-nya secara khusus, sekaligus pembelaan terhadap berbagai paham dan aliran menyimpang lainnya yang berhaluan Khawarij, sebagai wujud kemarahan dan ketersinggu-ngannya atas terbitnya buku kami yang berjudul “Sebuah Tinjauan Syari’at Mereka Adalah Teroris!” (selanjutnya kami singkat MAT).
Penulisnya marah, tersinggung, dan gerah ketika kami membongkar kedok kesesatan kelompok/alirannya dan kelompok/aliran sempalan lain yang kami kritik. Sehingga dengan penuh semangat ‘ashabiyyah hizbiyyah (semangat membela kepentingan kelompoknya secara membabi buta) dia menuangkan ketersinggung-annya itu dalam buku STSK-nya tersebut, yang sekaligus mewakili ketersinggungan kelompok-kelompok sempalan lainya atau yang diistilahkannya dengan “para pegiat dakwah di Tanah Air” lainnya.
Dalam upayanya menuangkan kemarahan dan ketersinggu-ngannya itu, dia mengemasnya dengan berbagai bentuk kemasan yang nampak indah dan menarik. Dengannya dia dapat menyelimuti kemarahan dan ketersinggungannya tersebut sehingga menjadi terkesan sebagai suatu upaya pembelaan terhadap kebenaran atau terkesan mereka sebagai pihak yang terzhalimi sekaligus terkesan bahwa mereka sebagai pihak yang lebih bijaksana dalam menyikapi berbagai perbedaan (baca: berbagai kesesatan).
Karena itu kami merasa berkewajiban untuk tidak membiarkan umat dipermainkan oleh penulis buku STSK tersebut, yang dengan segala gaya dan triknya serta permainan kata-kata dia berupaya menyeret dan menjebak para pembaca untuk membenarkan segala kesimpulan yang ditargetkannya.
Kami menyadari bahwa mayoritas pembaca adalah awam dan kondisinya sangatlah heterogen. Ada di antara mereka orang-orang yang tidak percaya dengan berbagai tuduhan saudara Abduh ZA, namun tidak memiliki kemampuan untuk menyaring berbagai trik licik yang dihiasi kata-kata indah. Sebagian mereka ada yang ingin bersikap objektif dengan cara membandingkan kedua buku itu. Tapi sayang jenis pembaca yang kedua ini, disamping tidak punya kemampuan untuk membaca buku MAT dengan seksama dan penuh kesabaran –disebabkan terlalu tebalnya buku itu atau adanya beberapa pembahasan yang memang kami akui terlalu sulit bagi sebagian pembaca– di sisi lain ternyata mereka juga tidak memiliki perangkat ilmu yang cukup untuk mengikuti secara kritis dan objektif berbagai tuduhan saudara Abduh ZA. Sehingga jenis pembaca yang kedua ini pun cenderung membenarkan berbagai tuduhan saudara Abduh ZA tersebut dalam keadaan mereka yakin bahwa mereka tetap di atas sikap objektif dalam menilai. Sementara jenis pembaca yang ketiga adalah mereka yang menelan mentah-mentah segala tuduhan tersebut, mungkin disebabkan tingkat keawamannya atau karena kungkungan semangat ‘ashabiyyah hizbiyyah (semangat membela kepentingan kelompok secara membabi buta) sehingga dia tidak mau lagi memperhatikan dengan seksama segala uraian yang kami paparkan dalam buku MAT serta tidak mau menyikapinya dengan objektif, ilmiah, dan proporsional.
Kami terpanggil untuk segera membongkar kedok-kedok kedustaan dan syubhat saudara Abduh ZA, sebagai bentuk nasehat bagi saudara-saudara kami kaum muslimin agar tidak terjebak dalam perangkap-perangkap syubhatnya yang menyesatkan.
Upaya tersebut kami tuangkan dalam sebuah buku bantahan yang Insya Allah akan memaparkan dan membantah berbagai syubhat dan kedustaan penulis buku STSK di atas.
Alhamdulillah dengan pertolongan dan taufiq Allah, kami telah menyelesaikan jilid pertama buku bantahan tersebut, yang kami beri judul “Menebar Dusta Membela Teroris Khawarij”.
Perlu kami jelaskan bahwa buku bantahan kami ini terdiri dari dua jilid. Sengaja kami lakukan hal itu mengingat beberapa hal, antara lain:
1. Terlalu banyaknya syubhat dan kedustaan yang terkandung dalam buku STSK yang harus kami bantah.
2. Sehingga dengan itu kami mengkhawatirkan terlalu tebalnya buku bantahan ini jika diterbitkan dalam satu jilid, yang mengakibatkan para pembaca mengalami kesulitan dalam membaca dan memahaminya.
3. Isi buku STSK itu sendiri sebenarnya secara garis besar dapat kami simpulkan dalam dua bagian,
Pertama: Meliputi data-data dan fakta-fakta ilmiah yang kami sajikan dalam buku MAT, kemudian dipermainkan dan dipolitisir oleh saudara Abduh ZA untuk menggiring pembaca bahwa kami telah berdusta atas nama ‘ulama atau menuduh tanpa bukti.
Kedua: Penanaman sekaligus pembelaan terhadap paham atau alirannya, yaitu Ikhwanul Muslimin (disingkat IM), secara khusus, serta pembelaan terhadap paham Khawarij yang dianut oleh berbagai kelompok lainnya.
Maka jilid pertama ini lebih kami tekankan untuk membantah bagian pertama di atas, dalam rangka membuktikan kedustaan-kedustaan saudara Abduh ZA sekaligus menyebutkan beberapa bukti terhadap apa yang telah kami katakan dalam buku kami MAT yang dipertanyakannya.
Mengingat terlalu banyaknya syubhat dan kedustaan saudara Abduh ZA yang ia tebarkan dalam bukunya STSK itu, sebagaimana telah kami katakan di atas, perlu diketahui bahwa buku bantahan ini belum memuat seluruh bantahan terhadap berbagai syubhat dan kedustaan yang ditebarkannya itu. Kami mencukupkan dengan beberapa bentuk syubhat dan kedustaannya yang para pembaca bisa melihat sendiri berikut bantahannya dalam pemaparan kami. Diharapkan dengan itu para pembaca bisa menilai bobot dan hakekat sebenarnya buku STSK tersebut, selanjutnya tidak terpesona dan tertipu dengan berbagai tampilan yang dikesankan ilmiah, objektif, dan proporsional sebagaimana dipromosikan oleh penulis dan penerbitnya.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan taufiq-Nya kepada kami untuk menyelesaikan buku bantahan jilid pertama ini. Sebagaimana pula kami memohon kepada-Nya untuk melimpahkan taufiq serta kemudahan bagi kami dalam menyelesaikan jilid kedua buku bantahan ini, yang saat ini sedang dalam proses penggarapan.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses penulisan buku bantahan ini, dengan ide-ide dan saran-sarannya yang sangat berharga.
Terkhusus kepada Al-Akh Abu ‘Amr Ahmad Alfian yang telah menemani kami dengan segala pengorbanan sejak awal penulisan, baik dalam pengetikan yang cukup melelahkan, ide, dan saran-saran yang sangat bernilai, maupun penyediaan beberapa referensi dalam bentuk buku-buku maupun media internet.
Kemudian beberapa asatidzah yang sangat kami hormati, antara lain: Al-Ustadz Askari bin Jamal Al-Bugisi, pengasuh Ma’had Ibnul Qayyim Balikpapan; Al-Ustadz Qomar Su’aidi, pengasuh Ma’had Darul Atsar Temanggung; Al-Ustadz Ayip Syafruddin pengasuh Ma’had Darus Salaf Al-Islamy Surakarta; dan Al-Ustadz Abdush Shomad Bawazir, yang telah menyediakan waktu dengan penuh ketekunan dan kesungguhannya untuk membaca apa yang kami tuliskan serta memberikan ide, saran, dan koreksi yang sangat berarti dan ilmiah. Tak ketinggalan juga Al-Ustadz Ahmad Khadim dan Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi yang turut membantu kami menyediakan beberapa referensi. Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala membalas mereka semua dengan kebaikan yang berlipat, serta memberkahi ilmu, amalan, dan da’wah mereka, serta melindunginya dari segala kejelekan dan fitnah yang menyesatkan.
Tak ketinggalan ucapan terima kasih kami tujukan pula kepada beberapa thullab (pelajar) di Ma’had As-Salafy Jember yang telah rela meluangkan waktunya untuk membantu mengoreksi dan mengedit tulisan ini. Semoga amalan mereka diterima dan diberkahi oleh Allah Azza wa Jalla. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Kami menyadari bahwa tulisan kami ini jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan dan kealpaan di sana sini. Kami mengakui berbagai kekurangan dan kealpaan tersebut. Kami telah berupaya semaksimal mungkin untuk tepat dan tidak terjadi kesalahan, termasuk dalam masalah pengetikan dan penukilan. Namun layaknya manusia biasa, tentu tak akan luput dari kekurangan. Tidak ada yang bisa kami janjikan, kecuali kami telah berusaha untuk lebih objektif, sportif, dan proporsional. Semoga Allah membantu kami mewujudkannya.
Maka dalam kesempatan ini, tak lupa kami memohon ma’af yang sebesar-besarnya kepada seluruh pembaca atas berbagai kekurangan dan kealpaan tersebut. Sekaligus kami sangat menanti adanya saran dan kritik yang membangun berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam bimbingan pemahaman Salaful Ummah.
Tidak ada maksud dan harapan di balik tulisan ini kecuali ridha Allah Subhanahu wa ta’ala dan pahala dari-Nya, kemudian tersampaikannya hidayah bagi saudara-saudara kami kaum muslimin untuk bersama-sama meniti jejak Al-Haq yang telah dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya radhiallahu ‘anhum serta generasi as-salafush shalih.
Semoga apa yang kami sajikan ini bermanfaat untuk diri kami pertama, kemudian untuk saudara-saudara kami.
و صلى الله و سلم و بارك على نبينا محمد و على اله و صحبه و سلم
Jember, 15 Rabi’ul Awwal 1428 H/ 3 April 2007 M
Hamba Allah yang faqir
Luqman bin Muhammad Ba’abduh